Benarkah Remaja Usia 12 Tahun ke Atas Alami Miokarditis usai Menerima Vaksin?

- 25 Juli 2021, 16:26 WIB
Ilustrasi. Remaja 12 tahun ke atas dibolehkan menerima vaksin Pfizer untuk melawan Covid-19, namun apakah mereka mengalami miokarditis setelahnya?
Ilustrasi. Remaja 12 tahun ke atas dibolehkan menerima vaksin Pfizer untuk melawan Covid-19, namun apakah mereka mengalami miokarditis setelahnya? /Unsplash/Fadil Fauzi

PR SOLORAYA - Sudah lebih dari sebulan sejak remaja berusia 12 tahun ke atas dibolehkan untuk menerima vaksin Pfizer demi melawan Covid-19.

Menurut laporan, vaksin tersebut sangat efektif untuk kelompok usia ini, sebagian besar anak-anak mengalami efek samping ringan, sebagaimana dikutip PRSoloRaya.com dari NPR pada Minggu, 25 Juli 2021.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah merekomendasikan agar setiap remaja berusia 12 tahun ke atas mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Link Live Streaming Piala Emas Concacaf 2021 Kosta Rika vs Kanada, Senin 26 Juli 2021 Pukul 06.00 WIB

Menurut data CDC per-pekan ini, sekira 7 juta remaja dan pra-remaja Amerika Serikat (usia 12 hingga 17) telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 sejauh ini.

Namun, segera setelah Food and Drug Administration mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer pada remaja, lembaga federal itu mulai menerima laporan nyeri dada ringan atau tanda lain dari kemungkinan peradangan jantung yang dikenal sebagai miokarditis.

Menurut CDC, setelah pertemuan para penasihat ahli membahas data pada Rabu, 21 Juli 2021 itu, lebih dari 300 kasus peradangan jantung terjadi usai menerima vaksin Pfizer atau Moderna Covid-19.

Baca Juga: PPKM Darurat Belum Jelas, Respons Aliansi Pedagang Bandung: Sudah Tidak Tahan Lagi

Kasus-kasus tersebut sebagian besar terlihat pada remaja dan dewasa muda antara 12 dan 39 tahun. Gejalanya bisa termasuk nyeri dada dan EKG abnormal sementara.

Peradangan jantung atau miokarditis yang terjadi secara alami jarang terjadi, tetapi memang terjadi dari waktu ke waktu pada remaja dan dewasa muda.

CDC mengatakan temuan itu tidak mengubah rekomendasi dasar bahwa semua orang berusia 12 tahun ke atas harus divaksinasi Covid-19.

Baca Juga: SpaceX Lakukan Ekspedisi Luar Angkasa ke Bulan Milik Jupiter untuk Temukan Tempat Tinggal Baru

Namun, jika seseorang mengalami miokarditis setelah dosis pertama dari salah satu vaksin mRNA, dosis kedua harus ditunda sampai kondisinya benar-benar sembuh dan jantung telah kembali ke keadaan normal.

Jadi, haruskah orang tua dari remaja merasa ragu untuk memvaksinasi anak-anak mereka terhadap Covid-19?

Jangan ragu, menurut pakar vaksin. Tetapi CDC mencatat penting juga untuk mengenali bahwa meskipun ini merupakan efek samping yang sangat jarang dari vaksin, kebanyakan pasien yang menerima perawatan merespons dengan baik terhadap obat dan istirahat yang cukup.

Baca Juga: Sandiaga Uno Beri Bantuan Beasiswa kepada Anak Pedagang Kecil, Cek Nominalnya

Lantas apa sebenarnya miokarditis tersebut?

Miokarditis adalah peradangan otot jantung atau pada lapisan tengah dinding, sementara perikarditis yang juga sedang diselidiki adalah peradangan pada kantung di sekitar jantung.

Jauh sebelum pandemi, ribuan kasus miokarditis telah didiagnosis di seluruh dunia setiap tahun, sering kali dipicu oleh respons kekebalan tubuh terhadap infeksi.

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, dapat memicunya, begitu juga virus flu, staph, strep, dan HIV. Penyebab lainnya adalah termasuk juga racun dan alergi.

Baca Juga: Setelah Banjir Besar, China Kini Dilanda Bencana Angin Topan In-Fa

Gejalanya meliputi nyeri dada dan sesak napas. Tetapi kasus besar pada orang dewasa dapat menyebabkan aritmia dan gagal jantung yang memerlukan perawatan hati-hati dengan beberapa obat dan beberapa bulan istirahat yang ketat.

Menurut CDC, ada beberapa kasus peradangan jantung yang dilaporkan ke badan otoritas vaksin setelah kasus vaksin Johnson & Johnson, meskipun tidak sebanyak yang terlihat setelah vaksin Moderna dan Pfizer.

Sekira 1 dari 1.000 anak-anak yang terkena Covid-19 terus mengembangkan kondisi yang disebut MIS-C, demikian menurut para ahli.

Baca Juga: Link Live Streaming Piala Emas Concacaf 2021 USA vs Jamaika, Senin 26 Juli 2021 Pukul 08.30 WIB

MIS-C adalah sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak dan sebagian besar dari anak-anak memiliki beberapa tingkat miokarditis.

Selain itu, virus corona secara langsung menyebabkan miokarditis pada beberapa anak dan orang dewasa.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: NPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x