BERITASOLORAYA.com-Body shaming atau komentar negatif terkait bentuk tubuh menjadi isu yang ramai diperbincangkan. Perlakuan Body shaming mungkin tidak bisa dihindari tetapi sebenarnya bisa dilawan dengan cara yang tepat.
Menurut penulis, professor sekaligus aktivis Roxane Gay, Body shaming kini menjadi fenomena yang semakin marak terjadi di media sosial. Menurutnya, selama ini Body shaming lebih banyak dialami oleh perempuan, yang sayangnya dilakukan juga oleh sama-sama perempuan.
“Body shaming turut hadir bahkan memojokkan perempuan dengan citra tubuhnya sendiri,” ujar Gay seperti yang dilansir dari the guardian.com.
Gay menambahkan, meskipun terkadang Body shaming dilakukan dengan tanpa sadar atau hanya niat bercanda, namun tetap saja orang tersebut telah mencela tubuh atau fisikorang lain.
Hal ini bisa berakibat fatal, karena berpotensi mengakibatkan stres dan mengganggu kesehatan mental. “Setiap perempuan sudah saatnya tidak lihat lagi melihat tubuh yang harus langsing tinggi, dan curvy. Kita harus menghargai citra tubuh perempuan dengan berbagai kondidinya,” ujar Gay.
Menurut Gay rasa percaya diri yang tinggi bisa membantu menghadapi body shaming. Berikut cara untuk Tingkatkan Rasa Percaya Diri utnuk melawan Body Shaming :
1. Utarakan isi pikiran
Rasa rendah diri bisa menjadi penghalang untuk mengatakan apa yang benar-benar ada dalam pikiran. Mulailah mencoba berpendapat dengan tepat, meski awalnya sulit tapi lama-lama akan terbiasa.
2. Gunakan kritik personal sebagai motivasi
Kritik dan komentar negatif biasanya bertujuan merendahkan atau membuat kehilangan rasa percaya diri. Bila ini terjadi, jangan marah. Gunakan kritik itu sebagai landasan untuk introspeksi.
3. Perluas wawasan
Seseorang bisa melawan rasa rendah diri dengan banyak belajar. Baca berbagai buku, tonton presentasi dari TED, atau bertukar pikiran dengan para ahli.
Dengan memahami beragam masalah kompleks, seseorang akan merasa lebih percaya diri.
4. Bergaul dengan orang-orang yang tepat
Cara terbaik meningkatkan rasa percaya diri adalah bergaul dengan orang-orang yang bisa memberi semangat. Yaitu orang-orang yang menghargai usaha, bahkan menyadari hal-hal kecil yang dilakukan.***