PR SOLORAYA – World Bank atau Bank Dunia menanggapi kerusuhan di Myanmar yang tidak berkesudahan. Mereka memperingatkan ekonomi negara tersebut dapat merosot hingga sepuluh persen.
Amerika Serikat dan Inggris bahkan menjatuhkan sanksi pada konglomerat yang dikendalikan oleh militer Myanmar. Sejak awal, kedua negara tersebut memang sudah memprotes keras kudeta militer di Myanmar.
Myanmar diguncang protes hampir setiap hari sejak militer menggulingkan pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi. Militer melantik pelaksana pemerintah pemerintah dari golongan mereka, serta berjanji akan mengadakan pemilihan ulang.
Selain Suu Kyi, anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya juga banyak ditahan di penjara.
Baca Juga: Bikin Bangga, Brand Fesyen Lokal Bisa Tembus Pasar Internasional
Baca Juga: Hadapi China, Taiwan Perkuat Kerja Sama Maritim dengan Amerika Serikat
Hingga saa ini, setidaknya 320 orang telah tewas akibat tindakan represif aparat. Jumlah tersebut didapat oleh kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Bank Dunia pada Jum’at, 26 Maret 2021 menegaskan ekonomi Myanmar akan merosot jauh.
Demonstrasi, pemogokan pekerja, tindakan militer, pengurangan mobilitas, dan gangguan layanan publik memang akan berdampak serius.