BERITASOLORAYA.com - Korea Utara mengatakan tes yang dilakukan pada hari Minggu, 22 Februari bertujuan untuk pengembangan sistem satelit pengintai,.
Peluncuran itu merupakan uji coba kedelapan tahun ini, dan yang pertama sejak Januari ketika Korea Utara yang bersenjata nuklir menembakkan sejumlah rudal.
Para pejabat di Korea Selatan dan Jepang menyatakan keprihatinan bahwa Korea Utara dapat terus maju dengan pengembangan rudal yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), sementara perhatian internasional difokuskan pada krisis Ukraina.
Baca Juga: Inggris Mempertegas Tindakan Terhadap 'Uang Kotor' Rusia dengan Undang-undang Baru
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Reuters, tes tersebut membantu untuk mengkonfirmasi akurasi kerja dari sistem fotografi definisi tinggi, sistem transmisi data dan perangkat kontrol sikap dengan "melakukan pemotretan vertikal dan miring dari area tertentu di bumi" dengan kamera yang akan dimuat pada satelit pengintai.
Media pemerintah juga merilis dua foto yang menunjukkan semenanjung Korea dilihat dari luar angkasa.
Foto serupa dirilis setelah uji coba rudal terakhir, pada 30 Januari, yang menampilkan rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 dengan kamera yang dipasang di kerucut hidungnya.
Baca Juga: Drama Twenty Five Twenty One Kembali Tunjukkan Kehebatannya dengan Mampu Kalahkan Drama Lain
Mengembangkan satelit pengintai militer adalah salah satu dari sejumlah kemajuan yang diminta pemimpin Kim Jong Un tahun lalu, termasuk senjata hipersonik yang baru-baru ini diuji.