Kenalan dengan ’Hangry’, Kondisi Psikis yang Membuat Emosi Meledak saat Lapar

- 22 Juli 2022, 18:04 WIB
Ilustrasi Hangry
Ilustrasi Hangry /Foto oleh Tim Samuel: https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-wanita-makan-siang-meja-6697286/

BERITASUKOHARJO.com – Pada kondisi tertentu, rasa lapar berlebihan bisa diasosiasikan dengan situasi emosional tertentu. Ada sebagian orang yang sering emosional karena rasa lapar yang hebat.

Dilansir BeritaSoloRaya.com melalui Healthline, kondisi tersebut dinamakan hangry, kombinasi hungry (lapar) dan angry (marah). Walaupun terkesan remeh, namun nyatanya kondisi hangry ini adalah kondisi mental yang asli.

Sebuah penelitian diluncurkan bahwa tidak hanya kondisi emosional yang dapat menurunkan mood, namun rasa lapar juga memengaruhi perilaku kita. Viren Swami, Ph. D., penulis dan profesor psikologi sosial di Anglia Ruskin University mengungkapkan hal tersebut.

Baca Juga: Segera Cek! 10 Data yang Harus Valid Sebelum Daftar PPPK 2022, Nomor 4 Wajib Punyakah?

Penelitian ini terinspirasi dari istrinya yang sering mengungkapkan hal tersebut, ”Istri saya sering mengatakan bahwa saya sedang hangry, namun saya tidak pernah merasa jika hangry itu nyata,” akunya.

”Namun hal utamanya karena saya tertarik pada dampak kelaparan dan makan pada emosi dan perilaku manusia,” tambahnya.

Pada penelitian ini, para ahli mengundang beberapa peserta untuk mengisi survei singkat pada beberapa kesempatan semi-acak. Ada sekitar 121 peserta di awal, satu survey per hari selama 21 hari. Ada 64 peserta menyelesaikan kuesioner hingga akhir.

Peserta tersebut berusia 18 hingga 60 tahun dengan usia rata-rata 30 tahun dan didominasi oleh wanita.

Baca Juga: Link Download Modul Ajar Kurikulum Merdeka untuk Jenjang PAUD, TK, RA Resmi Dari Kemdikbud

Pada penelitian, peserta mengisi kuesioner yang berisi keadaan emosi mereka serta perasaan lapar, mudah tersinggung, dan marah. Para peserta pun ditanya mengenai berapa banyak waktu yang telah berlalu sejak waktu terakhir kali peserta makan.

Pada kuesioner terakhir, para peneliti memerhatikan pola makanan atau diet yang berbeda, apakah memengaruhi kondisi tersebut, atau ketika mereka kesal, atau tidak melakukan apa-apa.

Swami mengatakan di penelitiannya bahwa menjadi hangry itu nyata. Kondisi ini berpengaruh saat lapar secara negatif dapat memengaruhi emosi.

”Juga kemampuan untuk melabeli emosi ‘saya hangry’ memberikan petunjuk bagaimana emosi tersebut dapat ditangani,” kata Swami.

Baca Juga: Catat! Info Penting Cut Off Data Guru Honorer Peserta PPPK 2022 di Dapodik Kemdikbud, Pelamar Wajib Tahu!

Selain itu, menurut dr. Alex Dimitriu juga mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat alamiah, makhluk biologis diprogram untuk memenuhi kebutuhan kita.

“Ada perasaan tidak nyaman sampai kita mendapatkan apa yang kita butuhkan.” kata Dimitriu.

Dr. Alex Dimitriu, selaku ahli di bidang psikiatri dan obat tidur serta pendiri Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine di California dan BrainfoodMD mengatakan jika perasaan tidak nyaman pada tubuh seperti sakit kepala, kurang tidur, dan lainnya bisa jadi alasan orang menjadi lebih agresif.

“Siapa pun yang melihat penurunan signifikan dalam suasana hati atau energi atau perubahan lekas marah karena lapar harus berbicara dengan dokter dan memastikan kadar gula darah dan hasil laboratorium dalam batas normal,” sarannya.***

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x