Mohammad Yamin, Pahlawan Nasional di Balik Lahirnya Sumpah Pemuda, Pancasila dan Bahasa Persatuan Indonesia

- 28 September 2021, 10:56 WIB
Biografi Muhammad Yamin, pahlawan Nasional dan juga pelopor puisi modern
Biografi Muhammad Yamin, pahlawan Nasional dan juga pelopor puisi modern /www.masrofiq.com

Sebelum memasuki tahun 1900-an, t Nusatara sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) tahun 1945, masyarakat masih sangat dipengaruhi oleh semangat kesukuan.

Dikakerakan kurangnya semangat persatuan itulah yang menjadikan perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah menjadi kurang efektif.

Setelah Sumpah Pemuda diikrarkan, seluruh masyarakat Indonesia dari beragam suku mulai saling bergotong-royong untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa. Mengingat masing-masing daerah memiliki bahasa yang berbeda, dibutuhkan satu bahasa yang sama untuk lebih memudahkan komunikasi antarsuku. Oleh sebab itu, Mohammad Yamin kemudian mengusulkan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebagai bahasa nasional

Dalam pertemuan pertama itu pun dia mengusulkan untuk penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. M. Yamin memang gandrung pada persatuan dan kebesaran Indonesia, obsesi yang juga dipendam Soekarno.

Tak sekadar menggagas wilayah Indonesia dan mengusulkan Sumpah Pemuda, M. Yamin memiliki andil dalam pembuatan lambang Garuda Pancasila dan syair “Indonesia Raya”, juga dipercaya menemukan kata “Pancasila” itu sendiri. Ungkap Roy, Selasa, 28 September 2021.

Dalam buku tersebut, M. Yamin menyatakan pada 29 Mei 1945 ia telah menyampaikan Rancangan UUD yang sistematik dan bab-babnya mirip dengan UUD 1945, yang baru disusun pasca-kemerdekaan.

Mr. Sujono Hadinoto, LN Palar, Mr. M. Yamin dan Mr. Joesoef Wibisono.
Mr. Sujono Hadinoto, LN Palar, Mr. M. Yamin dan Mr. Joesoef Wibisono. K.R.M.H H. Roy Rajasa Yamin

Cucu Pahlawan nasional itu lebih lanjut menceritakan hubungan asamara Mohammad Yamin bertemu dengan seorang wanita bernama Raden Ajeng Siti Sundari saat sedang berada di Surakarta.

 Sejak saat itu, ia pun jatuh hati pada gadis bangsawan asal Kadilangu, Demak yang lebih muda dua tahun darinya tersebut. Jatuh cinta rupanya juga membuat Yamin bersemangat mempelajari budaya Jawa.

Hubungan Yamin dan Siti Sundari bertambah dekat karena Sundari kemudian pindah ke Bandung dan Yamin sekolah hukum di Jakarta.

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x