Kisah Kreteg Gantung yang Memiliki Peran Vital dan Penting di Masa Lalu, Simak Selengkapnya

- 26 Mei 2023, 13:30 WIB
Kreteg Gantung
Kreteg Gantung /surakarta.go id/

BERITASOLORAYA.com - Kreteg Gantung di Jalan Kapten Mulyadi, kawasan Lodji Wetan, Solo, merupakan sebuah jembatan yang memiliki peran vital dalam sejarah perdagangan di masa lalu. Pada zaman dahulu, Kali Pepe menjadi jalur transportasi air yang sangat penting dan dimanfaatkan oleh perahu-perahu pengangkut berbagai komoditas hasil bumi dan lainnya yang masuk ke wilayah Solo.

Wilayah perdagangan terletak di sekitar alur Kali Pepe, khususnya kawasan Pasar Gede. Di dekat Pasar Gede, terdapat Bandar Pecinan yang berfungsi sebagai tempat berlabuh perahu-perahu kecil yang berasal dari bandar besar di Sungai Bengawan Solo. 

Perahu-perahu ini melintasi Kreteg Gantung di kawasan Lodji Wetan untuk mencapai wilayah Pasar Gede atau Sudiroprajan. Meskipun fungsi jembatan ini telah berubah seiring waktu, namun masyarakat Solo masih menyebut lokasi ini sebagai Kreteg Gantung. Jembatan ini terletak di sisi timur Jembatan Pasar Gede.

Baca Juga: Mengenal Stasiun Solo Jebres: Arsitektur Indah, Klasikan, Mewah nan Berkelas, Simak Selengkapnya

Kawasan sekitar Kreteg Gantung, terutama di sisi utara, masih banyak dihiasi oleh bangunan-bangunan bergaya arsitektur Tionghoa. Hal ini tidak mengherankan karena kawasan ini dikenal sebagai Pecinan, yaitu kawasan Balong dan Ketandan. Sementara di sisi selatan, terdapat bangunan-bangunan bergaya Eropa.

Pada masa kejayaan jalur transportasi air di Kali Pepe, Kreteg Gantung berfungsi sebagai jembatan yang dapat dibuka dan ditutup ketika perahu-perahu lewat di bawahnya.

Jembatan ini memainkan peran penting dalam melancarkan perdagangan. Dengan fungsi buka dan tutupnya, perahu-perahu dapat melintasi Kali Pepe dengan membawa berbagai komoditas yang akan diperdagangkan.

Perdagangan melalui jalur sungai pernah mengalami masa keemasan di Solo. Mulai dari era Kerajaan Pajang pada tahun 1568 hingga pindahnya Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta pada tahun 1745, transportasi air tetap menjadi andalan.

Halaman:

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x