Network
PR SOLORAYA - Di media sosial, beredar sebuah klaim yang menyatakan bahwa mengonsumsi campuran bawang merah dan garam batu dapat mengubah hasil tes Covid-19 dari negatif menjadi positif.
Klaim konsumsi campuran bawang merah dan garam batu yang dapat mengubah hasil tes Covid-19 ini diunggah oleh seseorang di media sosial Twitter.
Adapun berikut ini narasi yang mengikuti klaim konsumsi campuran bawang merah dan garam batu dapat mengubah hasil tes Covid-19.
Baca Juga: Sempat Minder Akibat Jerawat, Nikita Willy: Kulitmu Tidak Menjelaskan Siapa Dirimu
"Setelah 15 menit makan bawang mentah kupas dengan garam batu, orang berubah menjadi negatif dari positif," cuit sebuah akun dalam media sosial Twitter.
Lalu apakah klaim yang menyatakan campuran bawang merah dan garam batu dapat mengubah hasil tes Covid-19 ini benar?
Sebagaimana diberitakan Kabarbesuki-Pikiranrakyat.com dalam artikel berjudul "Usai 15 Menit Makan Bawang Mentah dengan Garam Batu Bisa Ubah Positif Covid-19 Jadi Negatif, Cek Fakta!", diketahui bahwa klaim tersebut adalah hoaks.
Baca Juga: Anda Sering Rebahan? Simak 4 Penyakit Berbahaya yang Bisa Timbul, Salah Satunya Serangan Jantung
Dilansir dari situs India Vishvasnews, tidak ada informasi dari kementerian setempat perihal kombinasi penggunaan kedua bahan tersebut.
Informasi yang sama juga tidak ditemukan dalam laman Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
Di sisi lain, melalui situs thequint.com pada artikel berjudul "No, Having Raw Onions And Salt Cannot Cure Coronavirus" juga menyatakan bahwa hingga saat ini, baik WHO maupun otoritas kesehatan di India, tidak menyarankan pengobatan rumahan apa pun sebagai obat untuk Covid-19.
Tak hanya itu, para ilmuwan Jerman telah membuat hipotesis tentang penggunaan bawang dalam pengobatan Covid-19, tetapi sejauh ini belum ada eksperimen yang dilakukan untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Kesimpulan:
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mengonsumsi campuran bawang merah mentah dan garam batu dapat mengubah hasil tes Covid-19 dari negatif menjadi positif adalah salah atau hoax.
Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.*** (Ayu Nida LF/Kabar Besuki)
