6 Masalah Kesehatan Kucing yang Sering Terjadi, Kenali Tanda dan Gejalanya

9 Agustus 2023, 11:20 WIB
Ilustrasi kucing yang mengalami gangguan kesehatan /Pexels/ Pixabay

BERITASOLORAYA.com – Kucing merupakan hewan peliharaan kesayangan banyak orang. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan menarik minat banyak orang untuk menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan.

Kucing adalah hewan yang bisa merawat diri. Ia akan membersihkan diri dengan menjilat tubuhnya sendiri. Namun, meski kucing bisa merawat dirinya sendiri, penting untuk kita peka terhadap kondisinya.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari WebMD, berikut enam masalah kesehatan pada kucing dan gejalanya yang harus kita ketahui.

Baca Juga: Ini Chord dan Lirik Lagu ‘Hari Merdeka’ yang Bisa Jadi Panduan Jelang Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 78

1. Muntah 

Muntah adalah hal yang sering terjadi pada kucing dengan penyebab yang bermacam-macam. Mulai dari memakan sesuatu yang beracun atau benda yang tidak bisa dimakan seperti tali, hingga infeksi, penyakit saluran kemih, atau diabetes hingga hairball.

Muntah dapat dengan cepat membuat kucing dehidrasi, jadi jika kucing terus-menerus muntah, segera kunjungi dokter hewan terdekat. Banyak kemungkinan penyebab muntah pada kucing, namun ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya muntah

Rawat kucing agar terhindar dari kutu karena kutu dapat menyebabkan parasit usus seperti cacing pita yang menyebabkan muntah. Selain itu, beri makanan yang tepat untuk kebutuhan nutrisi kucing. Kamu juga perlu merawat kucing secara rutin dengan sikat dan sisir agar terhindar dari hairball.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Serangga di Rumah, Tidak Hanya dengan Cairan Pembasmi. Gunakan Ini pada Pintu!

2. Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD)

Sebanyak 3% kucing mengalami FLUTD atau gangguan saluran kemih bagian bawah kucing, yang merupakan penyakit kucing dengan berbagai penyebab. Kucing betina dan jantan bisa terkena FLUTD, dan sering terjadi pada kucing yang kelebihan berat badan atau kucing yang selalu diberi makan makanan kering. Stres dan perubahan mendadak semuanya bisa meningkatkan risiko kucing terkena FLUTD.

Gejala FLUTD meliputi, minum lebih banyak dari biasanya, mengejan saat buang air kecil, lebih sering buang air kecil, urin berdarah, merasa kesakitan saat buang air kecil, nafsu makan berkurang, dan muntah. Jika kucing tidak bisa buang air kecil, segera hubungi dokter hewan.

Untuk mengurangi kemungkinan kucing terkena FLUTD, kamu bisa menyediakan air bersih dan segar setiap saat. Kamu juga bisa memberikan wet food dan snack untuk makanan kucing. Pastikan kucing tidak stres dan tersedia litter box atau kotak pasir bersih.

Baca Juga: 5 Fakta Pemilu yang Harus Kamu Tahu! Ternyata Kaum Muda Berperan Besar di Pemilu 2024 Ini!

3. Kutu

Meski kutu menjadi masalah yang umum terjadi pada kucing, tapi pastikan untuk menangani masalah ini dengan serius agar tidak terjadi. Kamu bisa ke dokter hewan untuk menghilangkan kutu kucing. Untuk mencegah kutu, merawat kucing secara indoor serta mencuci tempat tidur kucing dengan sabun dan air panas seminggu sekali.

4. Cacing Pita

Cacing pita hidup di usus kecil kucing dan dapat tumbuh hingga sepanjang 2 kaki. Gejala infeksi cacing pita mungkin sulit dilihat tetapi muntah dan penurunan berat badan bisa menjadi tandanya. Gejala cacing pita lainnya seperti, Iritasi di daerah anus, diare, dan dehidrasi.

Kucing yang berumur lebih dari 6 bulan lebih mungkin terkena infeksi cacing pita. Bahkan anak kucing bisa terkena infeksi cacing pita jika mereka memiliki kutu.

Baca Juga: Pilihan Lagu yang Bisa Dinyanyikan saat 17 Agustus 2023 Nanti, Ada Lagu Nasional hingga Lagu Band Terkenal

Untuk merawat kucing dewasa, beri obat cacing setiap 1 hingga 3 bulan. Konsultasikan dengan dokter hewan untuk mendapatkan obat cacing yang tepat untuk kucingmu. Kamu bisa menemukan banyak produk obat cacing di supermarket dan toko hewan peliharaan, tetapi tidak semuanya efektif dan aman untuk kucing.

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan secara teratur untuk mencegah infeksi cacing pita, hindarkan kucing dari kutu, tikus, dan hewan pengerat lainnya, yang bisa membawa larva cacing. Selain itu, buang kotoran kucing setiap hari, bersihkan dan cuci kotak pasir secara teratur menggunakan desinfektan yang ramah hewan peliharaan.

5. Diare

Saat kucing mengalami diare , mereka akan buang air besar lebih sering dari biasanya, dan kotorannya akan lunak, encer, atau bahkan berair. Warnanya mungkin kekuningan atau keabu-abuan dan baunya sangat tidak enak. Diare biasanya sembuh dengan cepat, namun jika berlangsung lebih dari satu hari atau lebih, itu bisa jadi pertanda masalah serius.

Banyak hal yang dapat menyebabkan diare pada kucing, antara lain perubahan pola makan, stres, parasit usus, alergi, infeksi, penyakit hati atau ginjal, kanker dan lainnya. Jika kucing kamu mengalami diare, berikan minum air bersih dan segar yang banyak agar tidak mengalami dehidrasi. Namun, jika kucing masih mengalami diare setelah sehari, bawa segera ke dokter hewan.

Baca Juga: WASPADA! Kenali Penyakit Antraks Lebih Dekat. Inilah Penyebab, Pencegahan, Pengobatan, dan Gejala pada Manusia

7. Masalah Mata

Beberapa gejala yang mungkin berarti kucing memiliki masalah mata seperti, mata berair, penumpukan kotoran di sudut mata, luka di sekitar mata, lapisan pada kelopak mata merah atau putih, dan kucing menyipitkan mata secara berlebihan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan mata pada kucing dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti trauma, virus, peradangan, konjungtivitis atau mata merah muda, ulkus kornea, katarak, glaukoma, serta penyakit retina. 

Kamu bisa menjaga kebersihan mata kucing dengan menyeka mata kucing dengan lembut menggunakan kapas yang dibasahi air hangat. Jika kamu melihat tanda-tanda masalah mata pada kucing, segera kunjungi dokter hewan.***

 

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler