Label Kalori di Kemasan Makanan Tidak Akurat? Begini Faktanya serta Tips untuk Memilih Makanan Sehat

- 27 Mei 2021, 08:07 WIB
Ilustrasi makanan dalam kemasan.
Ilustrasi makanan dalam kemasan. /Pixabay

PR SOLORAYA - Orang-orang yang sedang menjalani program diet biasanya akan melihat label di belakang kemasan makanan untuk mengetahui jumlah kalori.

Namun, berdasarkan fakta dari ahli gizi, label kalori di kemasan makanan atau minuman itu bisa tidak akurat sampai 20 persen.

Menurut penelitian yang pernah dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), jika satu kemasan yogurt labelnya menunjukkan 100 kalori, kandungan sebenarnya bisa saja 80-120 kalori.

Kalori memang bukan satu-satunya hal yang dihitung untuk menurunkan berat badan, tetapi pembatasan asupan kalori sehari biasanya dijadikan pertimbangan untuk menurunkan berat badan.

Baca Juga: Keluarkan Pernyataan Resmi Soal Pernikahannya, Ariana Grande Pamer Momen Sakral Bersama Sang Suami

Secara umum, dipercayai bahwa jika asupan kalorinya sedikit, berarti Anda bisa membakar lebih banyak energi atau lemak tubuh daripada dari makanan.

Dalam penelitian lain pun ditemukan bahwa makanan kemasan cenderung mengandung sekira 8 persen kalori lebih banyak daripada jumlah yang tertulis dalam label.

Misalnya, jika label makanan mengandung 250 kalori, sebenarnya itu bisa mengandung 270 kalori.

Makanan-makanan ringan seperti kerupuk, keripik, dan kue camilan pun cenderung mengandung lebih banyak kalori dari yang ada pada iklan.

Baca Juga: Dalam Waktu 90 Hari, Presiden AS Joe Biden Meminta Pejabat Inteligen Cari Asal Virus Covid-19

Jumlah kalorinya bisa mencapai sekira 4 persen lebih banyak dari yang ada di label. Informasi itu berdasarkan penelitian tahun 2013, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Insider.

Label kalori di kemasan makanan atau minuman memang kurang bisa dipercaya. Akan tetapi, bagi orang sedang yang diet, mempertimbangkan asupan kalori yang sehat akan sangat bermanfaat.

Berikut ini tips untuk mengatur asupan kalori dan memilih makanan sehat.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia 27 Mei 2021, Pasien Covid-19 yang Meninggal Mencapai 3.511.532

1. Gunakan prinsip 80/20

Menghitung asupan kalori dalam sehari dapat membantu Anda mengurangi kebiasaan makan yang mungkin berlebihan.

Salah satu prinsip nutrisi yang biasa digunakan para ahli misalnya aturan 80/20, yaitu dengan makan makanan sehat sekitar 80 persen di waktu sehari.

Lalu, 20 persennya dapat Anda gunakan sebagai waktu untuk asupan cemilan atau makanan ringan lainnya.

Cara itu bisa menjadi gaya hidup yang lebih baik daripada bingung ketika menghadapi konten kalori di kemasan makanan.

Baca Juga: Geram Pegawai KPK Dituding Radikal, Novel Baswedan: Mengganggu Kerja Pemberantasan Korupsi

2. Hindari makanan kemasan yang di labelnya tercantum banyak pengawet

Label kemasan yang tidak akurat bisa saja 20 persen lebih banyak atau 20 persen lebih sedikit dari kalori sesungguhnya yang ada dalam makanan.

Menurut peneliti ilmu olahraga, Greg Nuckols, kadang-kadang 20 kalori di luar label itu akan menyeimbangkan diri dengan total asupan energi Anda.

Namun, jika Anda masih khawatir dengan perhitungan akurat kalori, Anda bisa coba menghindari saja makanan berlabel.

Lagipula makanan kemasan yang sudah mengalami proses sedemikian rupa itu sudah mengandung berbagai zat seperti lemak tambahan, gula, garam, dan pengawet.

Penelitian pun telah banyak memberikan bukti bahwa makanan olahan itu tidak terlalu baik bagi kesehatan dan bisa menyebabkan peningkatan risiko penyakit kronis.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pertama yang Kamu Lihat Akan Ungkap Tentang Hubungan Romantismu

3. Tambahkan asupan alami seperti sayur dan buah

Makanan olahan menurut beberapa penelitian bisa menyebabkan Anda makan lebih banyak kalori daripada yang sebenarnya dibutuhkan.

Maka dari itu, akan lebih baik jika Anda memilih banyak mengonsumsi makanan alami seperti kacang-kacangan, daging tanpa lemak, telur, biji-bijian, dan sebagainya.

Selain dapat mengatur berat badan secara sehat, makanan tersebut dapat membantu mengurangi risiko penyakit.

Meskipun makanan itu dijual dalam kemasan berlabel di pasar, tetapi makanan yang pada dasarnya alami lebih baik daripada makanan yang sudah tercampur bahan-bahan kimiawi buatan.

Ahli diet menyarankan agar Anda memasukkan buah-buahan dan sayuran segar ke dalam menu diet atau jika dalam piring sekira setengah piring.

Sayur dan buah merupakan makanan yang mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat. Zat tersebut sangat baik untuk kesehatan tubuh secara umum.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah