PR SOLORAYA – Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Sanusi, M.H., membeberkan karakter pemuda yang bisa bersaing di kancah global.
Menurut Sanusi dari pihak Kemenpora, salah satu karakter pemuda yang bisa bersaing di kancah global adalah yang berkarakter Pancasila.
Hal itu disampaikan pihak Kemenpora yang diwakili Sanusi dalam webinar yang digelar Forum Indramayu Studi (FIS) beberapa waktu lalu.
Tak hanya mengundang pembicara dari Kemenpora, webinar ini juga turut dihadiri Ketua Umum Himpunan Pengusaha Nahdliyin, Ir. Abdul Khalik, M.M.
Webinar yang dihadiri 2 pembicara tersebut bertajuk “Mencetak Generasi Muda yang Berkarakter, Berbudaya, serta Berdaya Saing Dalam Menyongsong Era Digital”.
Sanusi menekankan pentingnya peran dan partisipasi pemuda dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Belum Terapkan Lockdown Nasional, India Capai Kasus Covid-19 Tertinggi pada Sabtu 8 Mei 2021
Sebagai sebuah modal besar, para pemuda perlu dibina dan dikelola dengan baik, selain tentunya mereka adalah aset bangsa.
Sanusi menyinggung kata-kata yang sering dilontarkan Bung Karno yakni “beri aku sepuluh pemuda, maka akan aku goncangkan dunia”.
Menurut pria asli Indramayu tersebut, perkataan Bung Karno itu sarat dengan nilai serta pesan moral yang dalam.
Baca Juga: Soal Pidato Jokowi tentang Bipang Ambawang, Lutfi: Kita Harus Bangga dengan Kuliner Nusantara
“Bagaimana generasi muda yang memiliki karakter Pancasila dan berbudaya dapat bersaing dalam kancah global,” tuturnya sebagaimana dirangkum PikiranRakyat-SoloRaya.com.
Sementara itu Abdul Khalik menyatakan pentingnya generasi muda untuk memiliki jiwa kewirausahaan.
Menurut Abdul Khalik, masa muda adalah masa yang potensial untuk terus belajar serta hendaknya tidak takut gagal.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Dunia Terus Naik, Menlu Retno Ingatkan Protokol Kesehatan Tak Boleh Kendur
“Karena jiwa pengusaha harus tangguh dan tahan banting sehingga akan terlatih instiing pengusahanya,” ujarnya.
Diharapkan para pemuda bisa membaca peluang, membaca pasar, berjiwa adaptif, kolaboratif, dan kooperatif terlebih kala memasuki era digital.***