Dijelaskan oleh Ali, apabila terjadi arus bawah laut yang kencang, akan diikuti dengan munculnya arus bawah laut kuat yang disebut internal solitary wave.
Sebagaimana diberitakan Kabarbesuki-Pikiranrakyat.com dalam artikel berjudul "Akhirnya Diketahui, Ini Dia Penyebab Tenggelamnya Kapal Selam Nanggala-402 di Perairan Bali", terjadinya internal solitary wave bahkan bisa menarik benda secara vertikal.
"Jadi jatuhnya kapal itu ke bawah itu lebih cepat daripada umumnya. Ini yang harus diwaspadai, biasanya kalau kita mewaspadai itu kita memakai pendorongan yang lebih kuat daripada biasanya. Kita gunakan kecepatan yang lebih," jelas Ali.
Saat dirinya masih menjadi awak KRI Nanggala-402, Ali mengaku kerap mengalami situasi tersebut. Biasanya kapal akan terasa lebih berat.
Namun, hal itu bisa diatasi salah satunya dengan pendorongan atau mengembuskan tangki tahan tekan dengan emergency blow.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pihaknya akan menggandeng Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk membantu mengangkat KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali.
Baca Juga: Mahfud MD: Lebih dari 92 Persen Warga Papua Pro Indonesia, Hanya Segelintir yang Lakukan Terorisme
Kapal SKK Migas, kata Yudo memiliki kemampuan untuk mengangkat kapal buatan Jerman tersebut.
Yudo menjelaskan,sampai dengan saat ini posisi KRI Nanggala-402 masih belum bergeser.