Network
PR SOLORAYA – Berikut pengakuan terbaru Rangga mantan petinggi Sunda Empire di hadapan Sujiwo Tejo dan Karni Ilyas.
Sebagaimana diketahui, Rangga adalah mantan petinggi kelompok Sunda Empire yang dulu viral, ia baru-baru ini hadir dalam dialog bersama Sujiwo Tejo dan Karni Ilyas.
Dalam dialog bersama Sujiwo Tejo dan Karni Ilyas tersebut, Rangga Sunda Empire mengemukakan kegiatan yang pernah dilakukannya.
Baca Juga: Seorang Guru di India Meninggal Dunia usai Terpapar Covid-19, 7 Hari Sebelum Pernikahannya Digelar
Salah satu pengakuan mengejutkan yang keluar dari mulut Rangga adalah ia mengaku sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ia pun mengaku kini sudah tidak lagi menjabat di Sunda Empire. Ia lebih fokus membantu terpilihnya sejumlah presiden termasuk Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi).
Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah video saat berbincang-bincang bersama Karni Ilyas dan Sujiwo Tejo.
Rangga mengawali cerita dengan menegaskan bahwa dirinya tak lagi tergabung sebagai bagian dari Sunda Empire.
Sebagaimana diberitakan Galamedia dalam artikel berjudul “Rangga Sunda Empire Klaim Kader Terbaik PDIP, di Hadapan Sujiwo Tedjo Ngaku Bantu Jokowi Manggung”, namun ia menyatakan Sunda Empire hingga saat ini masih ada.
"Dalam status pengadilan (Sunda Empire) tidak dibubarkan. Hanya persoalan ini dikembalikan urusan internasional. Saya sekarang hadir sebagai pribadi saya," ungkapnya.
Baca Juga: Peringati Hari Pendidikan Nasional, Berikut 2 Ulama Indonesia yang Jadi Pahlawan Pendidikan
Rangga Sasana lantas membahas kondisi dan potensi Indonesia yang menurutnya bisa lebih maju untuk memimpin dunia.
Menurut Rangga Sunda Empire, untuk memajukan negara perlu kekuasaan yang sinergi. Hanya saja pejabat negara kata dia kini berjalan sendiri-sendiri.
Sujiwo Tejo lantas menimpali hal itu dengan mengungkit pernyataan Rangga bahwa dirinya adalah ketua dewan pengarah partai-partai.
Baca Juga: 4 Tips Menghindari Alat Tes Swab Bekas, Anti Dibohongi Oknum Nakal!
"Tadi katanya ketua dewan pengarah partai-partai. Seluruh partai di bawah Pak Rangga, kenapa tidak diperintahkan aja?" tanya Sujiwo Tejo.
Terkait hal itu, Rangga Sasana lantas bercerita bahwa pada era reformasi 1998, Pak Muladi mengumumkan bahwa ada ratusan partai yang berdiri, tetapi hanya 141 saja yang disahkan.
"Saya pendiri Partai Pejuang dan Doa Rakyat Indonesia Nasional Religus. Ada kongres tahun 1999 saya terpilih menjadi ketua umum Majelis Partai Rakyat Indonesia," tutur dia.
Dari situ lah kemudian Rangga mengklaim ikut campur dalam ajang kontestasi pemilihan presiden Indonesia.
"Sebagai ketua majelis saya memperlihatikan. Kebetulan saya membidangi siapa-siapa saja yang jadi presiden walaupun tidak dibayar," kata dia.
Rangga lantas menyinggung hal itu dimulai dari masa Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Saat ditanya Sujiwo Tejo apakah Jokowi juga dibantu, Rangga mengatakan iya.
Baca Juga: Pemerintah AS Dinilai Telah Hina Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un, Korea Utara Beri Ancaman Perang
Bahkan, Rangga yang baru bebas dari penjara beberapa waktu lalu mengklaim merupakan kader PDIP.
"Iya saya ikut bantu. Saya kebetulan kader PDIP. Saya mungkin nanti akan menggunakan hak dan kewajiban nanti, waktu habis masa tahanan InsyaAllah silaturahmi. Ibaratnya banteng mulang kandang, aku ini banteng," tutur Rangga.
Tidak hanya itu, Rangga juga mengaku sebagai kader PDIP terbaik.***(Dicky Aditya/Galamedia)
