5 Kumpulan Puisi Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dibacakan saat Peringatan Hut RI ke 77 pada 17 Agustus 2022

- 13 Agustus 2022, 20:56 WIB
Puisi-puisi HUT Kemerdekaan ke-77 RI.
Puisi-puisi HUT Kemerdekaan ke-77 RI. //freepik.com/freepik/https://www.freepik.com/free-vector/gradient-indonesia-independence-day-backgro

BERITASOLORAYA.com- Banyak sekali puisi kemerdekaan Indonesia yang diciptakan oleh penyair terkenal di Indonesia sejak dulu.

Menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia HUT RI ke 77 tanggal 17 Agustus 2022, tentunya banyak yang mencari puisi tentang kemerdekaan Indonesia.

Berikut lima puisi kemerdekaan Indonesia karya W S Rendra dan Sapardi Djoko Damono yang dapat dibaca saat perayaan hari kemerdekaan:

Baca Juga: Begini Cara Mengganti Password Akun Pembelajaran Milik Dinas Pendidikan, Simak Selengkapnya

1. GERILYA
Karya: W S Rendra

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis
dan duka daun wortel

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Lewat gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya

2. DOA SEORANG SERDADU SEBELUM PERANG
Karya: W.S. Rendra

Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara

Baca Juga: 5 Klub Teratas Pemenang Ballon d'Or Terbanyak yang Harus Anda Ketahui

Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu

Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

3. MENATAP MERAH PUTIH
Karya: Sapardi Djoko Damono

Menatap merah putih melambai dan menari – nari di angkasa

Kibarannya telah banyak menelan korban nyawa dan harta benda

Berkibarnya merah putih yang menjulang tinggi di angkasa

Selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya
dan tetesan air mata
dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan
untuk mengibarkan merah putih
harus diawali dengan pertumpahan darah
pejuang yang tak pernah merasa lelah
untuk berteriak : Merdeka!

Menatap merah putih adalah perlawanan melawan angkara murka
membinasakan penidas dari negeri tercinta indonesia

Menatap
merah putih adalah bergolaknya darah
demi membela kebenaran dan azasi manusia
menumpas segala penjajahan
di atas bumi pertiwi

Baca Juga: Kronologi Salman Rushdie Dihujani Tikaman Saat Beri Kuliah, Begini Kondisinya

Menatap
merah putih adalah kebebasan
yang musti dijaga dan dibela
kibarannya di angkasa raya

Berkibarlah terus merah putihku
dalam kemenangan dan kedamaian

4. HARI KEMERDEKAAN
Karya: Sapardi Djoko Damono

Akhirnya tak terlawan olehku
tumpah dimataku, dimata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
bendera-bendera dan bendera-bendera
bendera kebangsaanku
aku menyerah kepada kebanggan lembut
tergenggam satu hal dan kukenal

Tanah dimana kuberpijak berderak
awan bertebaran saling memburu
angin meniupkan kehangatan bertanah air
semat getir yang menikam berkali
makin samar
mencapai puncak kepecahnya bunga api
pecahnya kehidupan kegirangan

Menjelang subuh aku sendiri
jauh dari tumpahan keriangan dilembah
memandangi tepian laut
tetapi aku menggengam yang lebih berharga
dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
makin bercahaya makin bercahaya
dan fajar mulai kemerahan

Baca Juga: Kemdikbud Ajak Semua Guru, Kepala Sekolah dan Tendik Untuk Ikut Program Ini, Terkait Konsultasi?

5. ATAS KEMERDEKAAN
Karya: Sapardi Djoko Damono

Kita berkata : jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya : langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala

Terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba

Sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu:
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah.***

 

Editor: Rita Azlina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x