Meskipun nantinya anggaran yang diajukan oleh BRIN memiliki nominal yang cukup besar.Sri Mulyani juga mengatakan Kemenkeu akan terus memantau aktivitas pengeluaran dana BRIN seperti pembangunan laboratorium dan pembelian peralatan.
"Kami terus memantau kebutuhan, mulai dari pembangunan laboratorium hingga pembelian peralatan. Kepala BRIN menyampaikan ada peralatan yang mahal," ujarnya.
Ia melanjutkan, sebenarnya tidak ada masalah dengan nominal kebutuhan BRIN mahal atau tidak.
"Paling penting bisa digunakan oleh para peneliti dan operasional dari penelitian," ucapnya kemudian.
Pada 2022 lalu pemerintah pusat telah mengalokasikan sebesar Rp1,17 triliun dana untuk membangun beberapa fasilitas BRIN.
Dana tersebut bersumber dari kepemilikan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Indonesia.
Namun, nominal realisasi yang telah dibelanjakan oleh BRIN sebesar Rp957 miliar, jadi masih terdapat sisa.
Tahun 2023 ini pemerintah akan kembali mengucurkan anggaran pembangunan BRIN dengan perkiraan awal sebesar Rp240 miliar. Nominal tersebut akan ditambah menjadi Rp519 miliar.
Sampai semester pertama berakhir, realisasi anggaran itu oleh BRIn baru mencapai nominal Rp20 miliar.