Rela Nunggu, Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran Jadi Event Tahunan Lihat Adat Budaya Jawa secara Langsung

18 Juli 2023, 23:14 WIB
Prosesi kirab Pusaka 1 Suro di Puro Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, masyarakat rela menunggu sejak sore untuk menyaksikan event tahunan budaya Jawa , Selasa malam, 18 Juli 2023. /BeritaSoloraya.com / Inung R Sulistyo

BERITASOLORAYA.com - Masyarakat umum sudah menunggu Kirab Pusaka 1 Suro Jimawal 1957 di seputar Puro Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa malam, 18 Juli 2023 sejak sore. Mereka berasal dari berbagai daerah bahkan ada yang dari Jakarta. Kirab pusaka ini jadi event tahunan menyaksikan adat budaya Jawa secara langsung.

Kirab Pusaka Dalem menyambut 1 Suro Jimawal 1957 dimulai pukul 19.00 WIB, peserta kirab mengitari Istana Pura Mangkunegaran. Warga ada yang sudah menunggu sejak sore untuk melihat prosesi adat budaya Jawa secara langsung di pinggir jalan rute yang akan dilalui oleh peserta kirab.

Tak hanya warga Solo dan sekitarnya, banyak juga wisatawan yang menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung prosesi adat budaya Jawa Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran ini.

Seperti yang disampaikan oleh warga Karangpandan, Karanganyar, Sri (60 tahun) yang menyempatkan diri untuk datang. “Saya setiap tahun kalau ada Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran selalu datang untuk mangayubagyo,” ujarnya.

Baca Juga: TIDAK SEMBARANGAN! Ternyata Ada Aturan Resmi Busana yang Dikenakan dalam Kirab Malam 1 Suro Puro Mangkunegaran

Sri datang bersama anak dan cucunya yang tinggal di Sukoharjo. Selain itu, menurut Sri, mengikuti prosesi kirab juga memberikan edukasi kepada cucu-cucunya untuk menyaksikan langsung prosesi adat-istiadat Jawa secara langsung di Solo.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Widyatmono (54 tahun) warga Sumber, Solo. Dia mengaku sudah cukup lama menunggu prosesi kirab. “Sudah lumayan lah nunggunya, setiap tahun ke sini untuk melihat prosesi Kirab Pusaka 1 Suro,” kata dia kepada BeritaSoloraya.com.

Widyatmono saat itu datang bersama istrinya, Supriyatun (50 tahun). Mereka mengaku mulai menyaksikan kirab itu sejak menikah.

“Dengan datang ke sini itu nguri-uri budaya Jawa, kalau Suro ada acara apa. Kalau sekarang datang berdua saja sama bapak, dulu pas anak-anak belum pada menikah ya datang sama anak-anak,” kata Supriyatun.

Warga sudah menanti untuk menyaksikan prosesi kirab Pusaka Malam 1 Suro di Puro Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa, 18 Juli 2023. BeritaSoloraya.com / Amrih Rahayu

Begitu juga dengan Tukino, warga Sangkrah, Solo, bahkan dia biasanya menyempatkan diri untuk ikut semedi. “Semedi biasanya dimulai pukul 12.00 WIB setelah semua prosesi kirab selesai sampai pukul 02.WIB, namun tahun ini dia tidak mengikuti karena sedang tidak enak badan,” kata pensiunan karyawan pabrik batik itu.

Menurut pria berusia 70 tahun ini, dengan bersemedi dia merasakan ketenangan batin. Saat semedi ini semua lampu dimatikan, warga biasa banyak yang ikut.

“Saya sejak bujang sudah ikut semedi, sudah diturunkan oleh keluarga, apa yang dirasakan? Ketenangan batin yang saya dapat, olah rasa,” kata dia.

Lain lagi dengan Nuning yang datang jauh-jauh dari Jakarta. Dia merasa penasaran dengan Kirab Pusaka malam 1 Suro. “Kebetulan ada saudara yang jadi tamu undangan di aara ini, saya ikut saja,” jelas dia.

Sementara itu, rute kirab tahun ini sama seperti yang sudah-sudah yaitu mengitari Istana Puro Mangkunegaran. Rute dimulai dari Istana Mangkunegaran, rombongan keluar melalui pintu selatan di Jalan Ronggowarsito.

Peserta kirab lalu belok kanan menuju perempatan Atria dan selanjutnya, rombongan kirab belok kanan melintasi Jalan RM Said.

Warga sudah menanti untuk menyaksikan prosesi kirab Pusaka Malam 1 Suro di Puro Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa malam, 18 Juli 2023. BeritaSoloraya.com / Amrih Rahayu

Setelah itu, melalui Jalan Teuku Umar dan belok kanan di perempatan Ronggowarsito. Rombongan kirab kemudian masuk kembali ke Istana Mangkunegaran melalui pintu selatan, sama seperti ketika berangkat kirab tadi.

Para peserta kirab ini mengenakan busana yang sudah diatur memakai pakaian adat Mangkunegaran. Busana pria memakai blangkon, beskap hitam, jarik dan aksesoris lainnya, sedangkan peserta wanita memakai kebaya kutu baru hitam, rambut dikonde, dan batik untuk bawahan.

Para peserta berjalan kaki sesuai dengan rute yang telah ditentukan tanpa alas kaki dan tidka boleh bersuara selama prosesi kirab. ***

Editor: Amrih Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler