Berharap Berkah, Warga Ramai-ramai Basuh Muka dengan Air Jamasan di Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran

- 19 Juli 2023, 07:41 WIB
Raja Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegoro X saat menerima peserta Kirab Pusaka 1 Suro kembali ke istana setelah prosesi laku bisu mengelilingi kompleks Puro Mangkunegoro., Selasa malam, 18 Juli 2023.
Raja Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegoro X saat menerima peserta Kirab Pusaka 1 Suro kembali ke istana setelah prosesi laku bisu mengelilingi kompleks Puro Mangkunegoro., Selasa malam, 18 Juli 2023. /BeritaSoloraya.com / Inung R Sulistyo

BERITASOLORAYA.com - Berharap berkah dari air jamasan di Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegara masyarakat ramai-ramai basuh muka dengan air jamasan pusaka, Selasa malam, 18 Juli 2023.

Mereka percaya, air jamasan di Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran ini mempunyai khasiat dan barokah.

Sejumlah orang percaya, air jamasan di Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran ini membawa berkah jika dibasuh di bagian tubuh tertentu.

Baca Juga: Gibran Hadiri Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegaran 2023, GPH Paundra Cucuk Lampah, KRMH Roy Yamin Pengiring

Prosesi Kirab Pusaka 1 Suro Jimawal 19957 Puro Mangkunegaran diawali dengan proses jamasan atau memandikan pusaka. Prosesi ini dipimpin langsung oleh Raja Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegoro X.

Prosesi ini dilaksanakan di depan Pendopo Ageng, sejumlah pusaka Istana Puro Mangkunegaran dijamas dengan air dan bunga tabur. Setidaknya ada tiga tong berisi air.

Setelah dijamas, prosesi dilanjutkan dengan kirab laku bisu mengelilingi kompleks Istana Puro Mangkunegaran. Pada tahun ini, cucuk lampah atau pemimpin dari kirab pusaka adalah GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, putra pertama Raja Mangkunegoro IX.

Berharap berkah di Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegara masyarakat ramai-ramai basuh muka dengan air jamasan pusaka, Selasa malam, 18 Juli 2023 .
Berharap berkah di Kirab Pusaka 1 Suro Puro Mangkunegara masyarakat ramai-ramai basuh muka dengan air jamasan pusaka, Selasa malam, 18 Juli 2023 . BeritaSoloraya.com / Amrih Rahayu

Peserta kirab melakukan tapa bisu dengan mengenakan pakaian adat Jawa khas Mangkunegaran, laki-laki mengenakan berkap hitam dan blangkon sedangkan para perempuan mengenakan kebaya kutu baru berwarna hitam. Mereka berjalan tanpa alas kaki dan tidak bersuara untuk mengikuti laku bisu ini.

Sementara itu, setelah rombongan kirab berjalan meninggalkan Pendopo Ageng, masyarakat langsung berebut untuk mencari berkah dari air bekas jamasan pusaka.

 

Bawa 1 Botol

Mereka membasuh mukanya, bahkan banyak juga yang membawa pulang air bekas jamasan, ada yang memasukkannya di botol bekas air mineral atau kantong plastik.

Dyah (55 tahun), dari Jakarta, juga turut membasuh mukanya. Wanita berkerudung tersebut tampak berkali-kali membasuh mukanya dengan air jamasan.

Ketika BeritaSoloraya.com, mencoba menanyakan kenapa membasuh mukanya dengan air jamasan, wanita itu menjawab singkat.

“Saya nggak tahu, cuma tadi banyak yang membasuh muka saya ikut saja. Saya berharap semoga ada berkah dengan membasuh muka,” kata wanita berkerudung ini.

Di sisi lain, adalah sosok wanita yang sudah sepuh juga turut membasuh mukanya dengan air jamasan. Dia adalah Suginah (77 tahun) warga Kandangsapi, Jebres, Solo.

Dia tampak membawa satu botol air bekas jamasan ke dalam sebuah botol bekas air mineral kecil.

 

“Saya tiap tahun ke sini dan ambil airnya, saya itu kan punya penyakit nanti di rumah saya basuh ke anggota badan yang terasa sakit. Rasanya dingin dan terasa lebih enak kalau setelah dibasuh,” kata dia.

Lain lagi dengan Siti (57 tahun) dia mengambil air jamasan hingga dua kantong plastik. “Ya nanti akan saya pakai nanti di rumah, ada banyak berkahnya,” jawabnya pendek.***

Editor: Amrih Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah