Profesor Zubairi Ungkap Fakta Hepatitis Misterius yang Kejutkan Berbagai Negara: Amat Serius, karena Beberapa

3 Mei 2022, 18:07 WIB
Ilustrasi - Kasus hepatitis misterius yang menyerang anak meninggal dunia, Profesor Zubairi ikut bicara /Pixabay/mohamed_hassan

BERITASOLORAYA.com- Belakangan ini, dunia dikejutkan dengan penyakit hepatitis akut yang dapat menyebabkan kematian.

Diketahui penyakit hepatitis yang terbilang misterius ini, masih menjadi tanda tanya bagi banyak ahli kesehatan di seluruh dunia.

Pasalnya, sudah terdapat beberapa penyelidikan terkait hepatitis akut misterius yang muncul di tahun 2022 ini.

Baca Juga: Aura Bintang Johnny NCT Makin Menguar di Met Gala 2022, Terpantau Dekat dengan Gigi Hadid

Profesor Zubairi, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), angkat bicara terkait penyakit hepatitis misterius ini.

“Hepatitis misterius pada anak-anak jadi bahasan hangat belakangan ini di seluruh dunia. Seratusan kasus dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal,” kata Prof. Zubairi, sebagaimana dikutip BeritaSoloRaya.com- melalui unggahan di Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, pada Selasa, 3 Mei 2022.

Lebih lanjut, Prof. Zubairi mengungkapkan bahwa para ahli dari seluruh dunia sedang melakukan penyelidikan pemicu penyakit hepatitis misterius .

Baca Juga: Kenali Gejala Hati atau Liver Sedang Tidak Sehat atau Bermasalah, Berikut Penjelasan Dokter Saddam Ismail

“Para ahli sedang menyelidi, termasuk di Indonesia. Sebagian ketemu Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-CoV2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain,” kata Prof. Zubairi.

Profesor yang memiliki nama lengkap Zubairi Djoerban ini, juga memaparkan gejala yang ditimbulkan bagi orang yang terkena virus Adenovirus.

“Virus umum yang disebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare,” kata Prof. Zubairi.

Menurut Prof. Zubairi, Adenovirus 41 belum pernah dikaitkan dengan penyakit hepatitis, dan adanya patogen umum yang menyebabkan gejala tersebut biasanya dapat sembuh sendiri.

Selain itu, Prof. Zubairi juga mengungkapkan bahwa adanya hepatitis misterius ini merupakan hal yang serius dan harus segera ditangani.

“Amat serius, karena beberapa anak meninggal. Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris),” ungkap Prof. Zubairi.

Untuk mendiagnosis hepatitis misterius ini, belum ada tes yang memastikan. Tetapi, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E, dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.

“Menurut WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun,” kata Prof. Zubairi.

Di samping itu, gejala yang ditimbulkan dari hepatitis misterius ini yakni sebagian besar anak-anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.

“Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam,” kata Prf. Zubairi.

Hal lain terkait vaksin Covid-19 dengan hepatitis misterius ini, Prof Zubairi mengungkapkan anak-anak yang terkena hepatitis misterius belum menerima vaksin Covid-19.

“Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19,” kata Prof. Zubairi.***

Editor: Aida Annisa

Sumber: Twitter Profesor Zubairi

Tags

Terkini

Terpopuler