Pesawat tersebut ditargetkan akan menabrakkan diri ke sistem asteroid bernama Didymos, dengan asteroid yang ditargetkan adalah Dimorpos.
Rencananya untuk proses menabrakkan diri akan dilakukan ketika sistem asteroid berada pada posisi paling dekat dengan bumi, yang kemungkinan terjadi antara 26 September dan 1 Oktober 2022.
Baca Juga: Pesan-pesan Ridwan Kamil di Acara Content Creator Day 2021 PRMN
Sekitar 10 hari sebelum tumbukan, sebuah satelit mini yang disebut Light Italian CubeSat for Imaging of Asteroids (LICIACube), akan terpisah dari pesawat ruang angkasa utama.
Satelit mini tersebut memungkinkan untuk merekam gambar dari tumbukan tersebut untuk selanjutnya diteruskan kembali ke Bumi.
Rekaman ini akan membantu para ilmuwan untuk menghitung sejauh mana dampak yang dihasilkan pasca-mengubah orbit Dimorpos.
Baca Juga: Inilah Tips Menjaga Kesehatan yang Mungkin Terlupa
Harapannya proses itu akan mengubah kecepatan asteroid menjadi lebih kecil sepersekian 1% dan mengubah periode orbitnya di sekitar asteroid yang lebih besar beberapa menit.
Selanjutnya setelah peluncuran DART, pada November 2024 akan diluncurkan pesawat ruang angkasa Hera dari Badan Antariksa Eropa.
Pesawat tersebut akan menganalisis lebih detail tentang konsekuensi dari perubahan pasca-tabrakan pesawat Dart dengan asteroid Dimorpos.***