Profesor yang memiliki nama lengkap Zubairi Djoerban ini, juga memaparkan gejala yang ditimbulkan bagi orang yang terkena virus Adenovirus.
“Virus umum yang disebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare,” kata Prof. Zubairi.
Menurut Prof. Zubairi, Adenovirus 41 belum pernah dikaitkan dengan penyakit hepatitis, dan adanya patogen umum yang menyebabkan gejala tersebut biasanya dapat sembuh sendiri.
Selain itu, Prof. Zubairi juga mengungkapkan bahwa adanya hepatitis misterius ini merupakan hal yang serius dan harus segera ditangani.
“Amat serius, karena beberapa anak meninggal. Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris),” ungkap Prof. Zubairi.
Untuk mendiagnosis hepatitis misterius ini, belum ada tes yang memastikan. Tetapi, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E, dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
“Menurut WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun,” kata Prof. Zubairi.
Di samping itu, gejala yang ditimbulkan dari hepatitis misterius ini yakni sebagian besar anak-anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.
“Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam,” kata Prf. Zubairi.
Hal lain terkait vaksin Covid-19 dengan hepatitis misterius ini, Prof Zubairi mengungkapkan anak-anak yang terkena hepatitis misterius belum menerima vaksin Covid-19.