Segera Periksa dengan SADARI, Ini Bedanya Nyeri Payudara Menjelang Haid dengan Pertanda Tumor atau Kanker

26 Juni 2021, 16:08 WIB
Begini bedanya nyeri di payudara menjelang haid dan nyeri pertanda kanker atau tumor. Segera periksa dengan SADARI. /Pexels/Klaus Nielsen

PR SOLORAYA - Bagi sebagian perempuan, masa-masa menjelang haid ditandai dengan mastalgia atau rasa nyeri yang muncul di payudara.

Namun ternyata rasa nyeri tidak melulu tentang masa menjelang haid, namun bisa jadi pertanda tumor payudara.

Lantas bagaimana cara membedakan nyeri biasa tersebut dengan nyeri yang harus diwaspadai saat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)?

Baca Juga: Harry Kane: Saya Tidak Bicara dengan Tottenham Mengenai Transfer saat di Euro 2020

Menurut dokter Nadhira Afifa, alumni Universitas Harvard, salah satu ciri kanker payudara yang bisa dideteksi lewat SADARI adalah adanya benjolan.

"Benjolan ini biasanya tepinya tegas, berbentul bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser (immobile)," ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Antara.

Benjolan yang bersifat kanker ini biasanya tidak terasa nyeri. Namun bila terasa nyeri, bisa jadi benjolan tersebut merupakan tumor jinak atau akibat dari infeksi, yang mana hal ini di luar kanker.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Pandemi Covid-19, Bank Mega Siap Mendukung Transaksi Nirkontak

Selain itu, ciri lainnya dari kanker payudara adalah kulit yang mengerut seperti kulit jeruk, puting masuk ke dalam dan area sekitarnya mengerut.

Tidak hanya itu, payudara juga dapat mengeluarkan cairan, yang biasanya berupa darah.

Nadhira mengingatkan kepada setiap perempuan untuk aktif melalukan deteksi dini dengan SADARI, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa dokter.

Baca Juga: Syarat Spesifikasi Minimum Perangkat PC untuk Windows 11 Beserta Cara Mengeceknya

Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun.

Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.

Mereka yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal yang sama.

Baca Juga: Desak Pemda Turut Disiplinkan Masyarakat Taati Prokes, Jokowi: Ini Sangat Penting

Lalu pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, dan perempuan yang haid di bawah umur 12 tahun serta punya riwayat tumor jinak juga lebih berisiko.

Penyakit ini juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35 tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat yang berakibat obesitas, merokok dan jarang berolahraga.

Dokter Nadhira menyarankan untuk rajin berolahraga, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta alkohol juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah sebagai upaya untuk mencegah risiko terkena kanker.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler