Ingat! Kebiasaan Ini Membentuk Kepribadian Anak yang Suka dilayani

22 November 2021, 13:45 WIB
Ilustrasi orang tua yang sehat dan bebas penyakit berat. /Pexels.com/Greta Hoffman

 

BERITASOLORAYA.com - Harapan orangtua adalah memiliki anak dengan kepribadian mandiri.

Agar di masa depan hidupnya tidak bergantung pada orang lain dan dapat lebih memahami proses.

Namun, terkadang didikan orangtua yang berdasarkan kasih sayang justru memebuat kepribadian mandiri anak tidak tebentuk seperti harapan orangtua.

Apa saja sikap orangtua yang bisa membuat anak kurang mandiri dan menjadi pribadi yang suka dilayani?

Baca Juga: Miris! Terjerat Dugaan Penipuan Investasi Pulsa, Anak Nia Daniaty Dipolisikan Kembali.

Dilansir dari akun instagram @zona_parenting ada beberapa penyebab anak menjadi pribadi yang ingin selalu dilayani orang lain.

Berikut adalah penjelasannya:

  1. Rasa tidak tega orangtua pada anak

Rasa tidak tega yang muncul pada diri orangtua adalah hal yang wajar.

Namun, jika rasa tidak tega yang ditunjukkan orang tua itu terlalu berlebihan, maka anak menjadi tidak mandiri dan mudah putus asa dengan kesulitan yang dia hadapi.

Baca Juga: Longsor Terjadi di Jalan Darajat Garut, Hasilkan Tiga Tuntutan!

  1. Orangtua menuruti semua keinginan anak

Biasanya orangtua menuruti semua keinginan untuk menebus rasa bersalah. Padahal ini bisa membuat anak tidak mandiri.

Misalnya, orangtua yang masih sering membersihkan bekas mainan anak, memakaikan baju anak, dan lain-lain.

Padahal sebenarnya anak bisa melakukan itu sendiri tanpa bantuan. Hal itu yang bisa membuat anak menjadi tidak mandiri.

Baca Juga: Tragis!! Kecelakaan Maut, Brio Menambrak Pembatas Jalan Hingga Tembus, 1 Orang Tewas Di Tempat.

  1. Anak terbiasa dilayani

Pada kasus ini biasanya terjadi pada anak yang terbiasa diasuh serta dilayani semua oleh babtsitter dan ART saat orang tuanya bekerja di ranah publik.

Sehingga anak akan terbiasa memiliki kepribadian yang selalu ingin dilayani

  1. Tidak diajarkan proses

Saat orangtua tidak menjelaskan proses pada anak langsung tertuju pada hasil. Contoh: ketika memasang kaos kaki, anak tidak diajarkan proses memakai kaos kaki.

Orangtua hanya memasangkan tanpa diberi pemahaman mengenai proses memasang kaos kaki yang benar.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Inilah Sejarah Gerakan dan Bacaan Dalam Sholat.

  1. Orangtua tidak peduli

Saat anak melakukan kesalahan, orangtua hanya membiarkannya saja tanpa memberi pemahaman pada anak tentang kesalahan yang dia perbuat.

Sehingga hal itu bisa membuat anak berbuat semaunya karena telah dianggap biasa oleh orang tua.***

Editor: Novrisia Yulisdasari

Sumber: Instagram@zona_parenting

Tags

Terkini

Terpopuler