BERITASOLORAYA.com - Ada banyak cara dalam membesarkan anak menjadi orang dewasa yang berprestasi di masa depan. Salah satu cara mendidik dan membesarkan anak adalah dengan membantu mereka sedini mungkin dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai potensi penuhnya.
Margot Machol Bisnow, seorang penulis asal Amerika Serikat dalam buku “Raising an Entrepreneur”, mengungkapkan lima karakteristik utama yang berkontribusi pada pencapaian masa depan anak.
Hal ini didapatkan Machol melalui wawancara dengan 70 orang tua. Dilansir BeritaSoloRaya.com dari buku “Raising an Entrepreneur” pada Sabtu, 15 April 2023, berikut adalah 5 sifat yang menandakan bahwa anak akan sukses di masa depan.
Baca Juga: Mudik Lebaran Saat Puasa, Apa Saja yang Harus Dibawa? Berikut Daftar Barang yang Jangan Terlupa!
1) Gigih
Anak yang gigih dan pantang menyerah dalam mencapai sesuatu sampai mereka menemukan solusi atau mempelajari suatu hal darinya, mereka punya sifat ketabahan atau ulung dan tidak berkecil hati terhadap respons orang lain.
Jonathan Neman, memulai sejumlah bisnis saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah dan perguruan tinggi, tetapi tidak satupun ada yang berhasil.
Setelah lulus, ia bersama kedua temannya mendirikan Sweetgreen, rantai produk salad sadar lingkungan yang telah memiliki cabang lebih dari 900 lokasi.
“Saya tidak lebih cerdas dari orang lain. Saya hanya lebih gigih dari sebagian kecil mereka.” ungkap Jonathan.
2) Penasaran
Penasaran berarti banyak bertanya dan sifat ingin tahu yang umumnya merupakan ciri orang yang terus menciptakan jalan hidup mereka sendiri.
Tania Yuki mendirikan perusahaannya yang bernama Shareablee, suatu perusahaan dalam bidang analitik media sosial.
Ketika dia masih muda, ia tengah berada di toko suvenir kelas atas. Ia menemukan tanda bertuliskan “DILARANG MENYENTUH”, tapi ia tetap menyentuh semua yang dilihatnya.
Ketika seorang pramuniaga merenggut sesuatu dari tangan Yuki, pramuniaga itu yakin dirinya akan mendapat masalah.
Tetapi ayah Yuki pernah berkata kepada pria itu, “Dia cuma ingin tahu. Bila dia merusak sesuatu, saya akan mengganti rugi.”
Baca Juga: Ketiban Rejeki, Ganjar Pranowo Apresiasi Guru Keagamaan dengan Bantuan Insentif Rp1,2 Juta? Mantap
3) Memiliki Hasrat
Bisnow mengemukakan bahwa anak-anak yang sukses cenderung mengeksplorasi berbagai hal dengan cara yang paling berarti bagi mereka, ketimbang membuat mereka mencoba menyenangkan orang tuanya.
Robert Stephens termasuk contoh yang sangat tepat dari seseorang yang mengubah hasrat masa kecilnya menjadi kesuksesan berwirausaha. Ia termasuk anak laki-laki yang gemar memperbaiki berbagai hal.
Di usianya yang ke-24 tahun, Stephens memulai Geek Squad, sebuah perusahaan reparasi yang nantinya ia jual seharga US$3 juta.
Orang tua Stephens secara konsisten mendukung hasratnya dan memercayai dirinya dalam membuat pilihannya sendiri. Dan Robert belajar untuk selalu percaya pada kemampuannya sendiri.
Baca Juga: Membersamai Kepolisian, 7.500 Prajurit TNI AL akan Amankan Mudik dan Balik Lebaran
4) Pemula
Pemula tidak memerlukan motivasi dari luar (eksternal). Saat Paige Mycoskie berusia 20-an, masing-masing kakek neneknya memberinya hadiah ulang tahun sebesar US$100.
Lalu, ia menggunakan uang tersebut guna memenuhi impian seumur hidupnya untuk memulai sebuah perusahaan pakaian.
Ia membeli mesin jahit, keluar dari pekerjaannya, kembali ke rumah, serta mulai mendesain.
Beberapa waktu kemudian ia telah mendirikan merek fesyen favorit Aviator Nation. Di tahun 2021 kemarin, perusahaan Mycoskie menghasilkan penjualan senilai US$110 juta.
5) Pengambil Risiko
Dhani Jones merupakan mantan gelandang NFL yang kemudian beralih profesi sebagai pembawa acara TV “Dhani Tackles the Globe”.
Kemudian, ia memulai Qey Capital, suatu perusahaan ekuitas swasta. Saat menjadi dewasa, kendati ia tak selalu menjadi superstar, Dhani tidak pernah takut untuk menempatkan dirinya di luar sana.
Pengusaha akan mengambil risiko sekalipun harus mempertaruhkan segalanya untuk mencapai apa yang mereka anggap penting, kata ibunya kepada Bisnow.
“Banyak orang khawatir untuk melepaskan apa yang sudah mereka capai. Namun, apabila orang tua mereka menanamkan kepercayaan diri yang cukup pada anak-anak, mereka mampu menjalani hidup tanpa rasa takut,” jelasnya.***