BERITASOLORAYA.com - Jerawat merupakan masalah pada kulit yang bisa terjadi pada siapa saja. Tidak hanya pada wajah, jerawat juga bisa muncul pada bagian tubuh lain seperti di punggung, dada, dan lain sebagainya. Masalah jerawat ini bisa terjadi pada laki-laki ataupun perempuan namun yang membedakan adalah tingkat keparahannya. Dalam artikel ini kamu akan mengetahui lebih jauh tentang jerawat secara detail oleh ahli dermatologi.
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Ahli Alergi Imuno-dermatologi, Dermatologi Non Infeksi, Dr. dr. Muhammad Eko Irawanto, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV membagikan semua tentang jerawat.
Mulai dari gejala, jenis-jenis jerawat, faktor risiko, penyebab, diagnosis, pencegahan, pengobatan, dan komplikasi jerawat, berikut penjelasannya.
Gejala Jerawat
Sebelum mengetahui tentang gejala jerawat, kamu harus tahu terlebih dahulu apa itu jerawat secara umum. Jadi jerawat itu prinsipnya adanya peradangan kronis daripada kelenjar minyak yang bisa di wajah, punggung, dada, bahu, dan lengan atas.
Tak hanya itu, jerawat juga bisa muncul pada kulit kepala. Dalam istilah medis, jerawat di wajah disebut acne vulgaris, sedangkan jerawat pada badan disebut acne corporis.
Jenis-Jenis Jerawat
Melihat dari gambaran klinis, jenis-jenis jerawat secara umum terbagi menjadi dua, yaitu jerawat tidak meradang dan meradang.
Jerawat tidak meradang memiliki gejala adanya komedo, baik komedo putih (whitehead) maupun komedo hitam (blackhead). Sedangkan jerawat yang meradang akan muncul benjolan-benjolan berwarna merah (papul) dan bisa berkembang menjadi ada nanahnya.
Papul bisa berkembang semakin besar menjadi nodul. Nodul biasa disebut bisul ini bisa membesar lagi berisi cairan yang disebut kistik.
Ada juga jerawat nodulokistik, yaitu bisul-bisul yang lebih besar berisi nanah dan ketika ditekan akan lunak. Jerawat dengan kategori berat biasanya disertai dengan demam yang disebut jerawat fulminans.
Faktor Risiko Jerawat
Faktor risiko jerawat biasanya lebih mudah muncul jika kulit dalam kondisi berminyak. Jadi jerawat lebih rentan terjadi pada orang dengan kulit berminyak daripada dengan orang yang memiliki kulit kering.
Penyebab Jerawat
Jerawat tersebut termasuk penyakit yang bersifat multifaktorial atau banyak sekali penyebabnya. Selain itu, jerawat bisa disebabkan oleh faktor genetik, juga kombinasi dengan faktor hormonal.
Yang utama, jerawat terjadi karena adanya minyak yang berlebih. Hal ini bisa memudahkan munculnya perkembangbiakan kuman yang akan memicu peradangan jerawat.
Selain itu, keratinisasi yang tidak normal pada kulit juga bisa menjadi salah satu penyebab munculnya jerawat.
Keratinisasi adalah proses pengelupasan pada kulit. Ketika proses pengelupasan cenderung tidak lancar akan menyumbat kelenjar minyak yang dapat menyebabkan jerawat.
Diagnosis Jerawat
Untuk diagnosis jerawat yang pasti ditemukan komedo, baik di wajah, punggung, maupun dada. Jika menemukan komedo entah itu blackhead maupun whitehead itu didiagnosis sebagai jerawat.
Jadi memang harus menemukan komedo itu untuk memastikan bahwa itu jerawat atau bukan. Karena jika hanya benjolan merah atau popul bisa menjadi gejala penyakit yang lain.
Pencegahan Jerawat
Sebelum melakukan pencegahan jerawat, kamu harus mengetahui faktor pemicu jerawat. Sehingga saat melakukan pencegahan harus mengurangi atau menghindari pemicu jerawat.
Faktor pemicu munculnya jerawat seperti makanan atau minuman yang pedas, panas, berlemak, berminyak. Selain itu makanan atau minuman manis, susu dan produknya juga bisa memicu jerawat.
Baca Juga: GRATIS dan TERBARU, Inilah 55 Link Twibbon HUT RI Ke 78 Tahun 2023, Ada Cara Mengunduhnya Lengkap!
Penggunaan masker pun juga bisa memicu munculnya jerawat jika dipakai terlalu lama, kamu bisa mengganti masker setiap 4 jam.
Bahkan paparan rokok dan paparan sinar matahari, debu, bedak padat, faktor hormonal dan masih banyak lagi yang dapat memicu jerawat.
Untuk faktor hormonal biasanya, jika terjadi orang yang sudah menikah ketika melakukan KB biasanya bisa memicu jerawat tapi, jika belum KB bisa karena faktor hormonal alamiah.
Setiap orang akan meningkat hormonnya sebelum pubertas. Jadi misalnya menstruasi pada umur 10 tahun, maka 2 tahun sebelum menstruasi akan muncul jerawat.
Hormon akan terus meningkat hingga umur kurang lebih 30 tahun, maka jerawat akan sering muncul pada umur tersebut. Dan setelah umur 30 tahun hormon akan menurun sehingga jerawat akan jarang muncul.
Biasanya perempuan jerawat akan muncul menjelang menstruasi dan akan hilang setelah menstruasi. Berbeda dengan laki-laki, jerawat akan susah dikenali dan tidak diprediksi.
Selain itu, stres juga bisa menjadi pemicu jerawat. Jadi kurangi stres agar jerawat tidak semakin banyak. Kamu juga harus segera membersihkan wajah dari riasan agar terhindar dari jerawat.
Pengobatan Jerawat
Pengobatan jerawat idealnya harus ke dokter. Namun, untuk jerawat tidak meradang bisa kamu obati sendiri dengan obat-obat yang ada di pasaran.
Sedangkan jerawat meradang harus melakukan pengobatan ke dokter, karena dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan kondisi, seperti memberikan obat oles atau obat minum sehingga jerawat akan sembuh lebih cepat.
Kamu juga bisa melakukan perawatan wajah untuk mengatasi jerawat meradang seperti, chemical peeling, IPL (Intense Pulse Light) atau perawatan dengan penyinaran. Namun, pada kasus jerawat karena hormonal bisa diberikan obat hormonal.
Komplikasi Jerawat
Komplikasi jerawat biasanya terjadi karena jerawat tidak kunjung sembuh sehingga bisa menimbulkan kecemasan, tidak percaya diri, hingga dapat menyebabkan depresi.
Selain itu, jerawat yang tidak kunjung sembuh dapat merusak lapisan kulit bagian dalam dan ketika sembuh akan meninggalkan bekas seperti bopeng dan noda hitam.***