Berawal Dari Diare? Ini Kisah Inspiratif Tirto Utomo Si Pencipta AQUA yang Sempat Dianggap Gila

29 Agustus 2023, 12:27 WIB
Profil Tirto Utomo, Pendiri Air Mineral AQUA /Kolase Instagram @sehataqua dan https://www.danone.com

BERITASOLORAYA.com – Siapa yang tidak mengenal Tirto Utomo, sosok inspiratif di balik terciptanya AQUA. Dalam merintis kariernya ia mengalami banyak sekali cobaan. Bahkan ia sempat menyerah karena susahnya menjual produk AQUA ke masyarakat pribumi. Saat itu, masyarakat masih menganggap air minum dalam kemasan sebagai sesuatu yang asing.

Sulit bagi mereka untuk menerima hal baru. Meski begitu, ia dan rekannya tetap berusaha untuk memasarkan produk AQUA dengan berbagai strategi.

Proses tersebut rupanya membuahkan hasil. Masyarakat mulai bisa menerima AQUA dan membeli produknya.

Baca Juga: Selain AQUA dan Le Minerale, Ini 5 Merek Air Minum Dalam Kemasan yang Terkenal di Indonesia

Kini, AQUA menjadi salah satu merek air minum yang populer dan besar di Indonesia. Lalu, bagaimana kisah inspiratif di balik ide pembuatan AQUA? Berikut kisahnya dikutip BeritasSoloRaya.com dari YouTube Nadia Omara.

Ide Dibalik AQUA

Pada tahun 1971, Tirto akan mengadakan perundingan negosiasi kontrak kerjasama dengan wakil perusahaan Amerika Serikat di Jakarta. Pertemuan penting tersebut nyaris gagal karena istri dari ketua delegasi Amerika mengalami sakit perut akibat diare.

Diduga ia mengalami diare akibat mengonsumsi air yang disediakan dalam rapat tersebut. Hasil pemeriksaannya menunjukkan bahwa ia mengalami gangguan pencernaan yang cukup serius.

Tirto mengetahui bahwa orang bule tidak bisa mengonsumsi air rebusan. Mereka sudah terbiasa mengonsumsi air mineral yang steril.

Baca Juga: CATAT! Ini Tanggal Merah Bulan September 2023 dan Peringatan Hari Penting, Ada Maulid Nabi Muhammad SAW

Dari situ, terbesit ide cemerlang untuk menciptakan produk air minum dalam kemasan yang bersih dan sehat.

Namun, ia sama sekali tidak mengerti bagaimana proses pemurnian air.

Kemudian, ia langsung mengumpulkan saudara-saudaranya untuk mempelajari bagaimana cara memproses air minum dalam kemasan. Ia juga mengutus adiknya, Slamet Utomo untuk bekerja di Polaris.

Polaris merupakan perusahaan air minum dalam kemasan di Thailand yang telah beroperasi selama lebih dari 16 tahun. Sehingga tidak heran kalau kemasan dan alat yang mereka pakai memiliki kesamaan dengan perusahaan tersebut.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, Sri Mulyani Kasih Uang Pulsa Untuk PNS di Tahun 2024, Ada yang Sampai Rp400.000 per Bulan

Mulai dari bentuk kaca 500ml, mesin pengolahan air, dan mesin pencuci botol serta pengisi air.

Dengan modal Rp 150 juta rupiah, ia dan adiknya mendirikan pabrik di Bekasi pada 23 Februari 1958.

Pabrik tersebut berdiri dengan nama PT Golden Mississippi dengan 38 orang karyawan. Mississippi berasal dari bahasa India yang berarti ‘father of other’ atau ayah dari yang lain.

Agar bisa lebih fokus dengan usahanya, Tirto memutuskan untuk keluar dari Pertamina. Pabrik tersebut menggali sumur pertama mereka dengan luas sekitar 7110 M2.

Baca Juga: HORE, PNS Dapat Uang Lembur Dari Sri Mulyani di 2024, Nominalnya Naik Lebih Besar dari Tahun 2023

Nama Dibalik AQUA

Sebelum dipasarkan dengan nama AQUA, produksinya diberi nama Puritas yang berasal dari kata purity. Atas saran dari konsultan Indonesia di Singapura, akhirnya ia menggunakan nama AQUA.

Meski sempat dianggap asing oleh sang pendiri, tetapi nama tersebut tetap digunakan. Pilihan nama tersebut juga dianggap tepat untuk meyakinkan pasar yang awalnya menyasar ke kalangan ekspatriat atau orang asing yang tinggal di Indonesia.

Selain itu, Tirto rupanya memiliki nama panggilan yang mirip dengan kata AQUA. Ketika bekerja sebagai pemimpin redaksi, ia menggunakan nama samaran yaitu A Kwa di majalah pancawarna pada akhir tahun 1950.

Sebutan tersebut berasal dari nama aslinya yaitu Kwa Sien Biauw. Nama Tirto Utomo baru digunakan olehnya pada pertengahan tahun 1960.

Baca Juga: Modal HP Sambil Mager di Rumah Bisa Ajukan KUR BRI Pinjaman Rp50 Juta? Simak Cara dan Syarat Pengajuan Disini

Kisah Inspiratif Dibalik AQUA

Setelah bekerja selama kurang lebih setahun, produk pertama AQUA dipasarkan pada 1 Oktober 1974. Saat itu, minuman berkarbonasi seperti Coca Cola, Sprite, Seven Up, dan Green Spot sedang naik daun.

Ide penjualan air minum tanpa rasa, dianggap gila saat itu. Sangat sulit untuk menjual produk tersebut ke masyarakat. Bahkan, mereka tetap sulit untuk menerima produk tersebut meski diberi secara gratis.

Karena susahnya menjual produk pada Oktober 1977, Tirto mengadakan rapat dengan semua pemimpin perusahaan untuk menentukan nasib AQUA. Produknya tidak kunjung mendapatkan untung sejak peluncuran.

Malahan setiap bulannya, ia harus menombok untuk membayar gaji karyawan sebesar Rp5-6 juta setiap bulannya.

Baca Juga: Bandingkan Rasa Indomie vs Mie Gaga, Respon Netizen Mengejutkan! Ternyata ini Fakta Mie Instan Terkenal ini…

Segala upaya dilakukan oleh direktur dan semua karyawannya agar produknya terjual. Saking sulitnya, mereka sampai terjun langsung berkeliling Jakarta dan memberikan produk secara gratis.

Namun, upaya tersebut tetap gagal. Saat itu, warga Jakarta tidak belum terbiasa minum air putih dalam kemasan. Mereka masing menganggap meminum air sumur lebih bagus daripada air kemasan dalam botol.

Dari 65 kerat AQUA hanya 5 kerat yang berhasil dijual. Pembelinya pun terbatas dari kalangan orang kaya dan orang asing di Jakarta.

Tak kunjung dapat untung, Tirto hampir menyerah dan mengatakan bahwa ia tidak sanggup lagi menopang hidup AQUA. Ia memutuskan untuk menutup perusahaan tersebut pada Januari 1978 bila produknya tidak menghasilkan untung.

Baca Juga: Harga Air Purifier LG Ternyata Cukup Terjangkau! Cuma Segini Bisa Jadi Pilihan yang Tepat untuk Udara Buruk

Direktur perusahaan, Willy, kemudian memberikan ide untuk menaikkan harga jual produk. Saat itu produk dijual sekitar Rp 75 perak untuk 950 ml. Harga tersebut jauh lebih murah dibanding harga air minum dalam kemasan di pasaran.

Meski kemungkinan penjualan akan menurun 30%, ia tetap menaikkan harga jualnya menjadi Rp 175 perak untuk 950 ml. Keputusan nekat tersebut rupanya membuahkan hasil. Hingga Desember 1997, penjualan AQUA naik tiga kali lipat.

Dengan menjual produk mendekati harga pasar, kepercayaan konsumen mulai tumbuh. Sejak saat itu, grafik penjualan AQUA makin naik di pasaran.

Awalnya produk tersebut diedarkan secara terbatas di lingkungan orang-orang bule di Jakarta.

Baca Juga: DITUNDA! Penghapusan Tenaga Honorer Batal November 2023 Nanti, Begini Rencana Isi RUU ASN

Namun, akhirnya menjadi melebar ke masyarakat pribumi dari tangan ke tangan.

Sejak akhir tahun 1970, produk tersebut mulai dikenal oleh warga lokal bahkan penjualannya melampaui angka jual di kalangan ekspatriat. Selain itu, produk tersebut tidak pernah absen dari ajang olahraga seperti SEA Games, Pekan Olahraga Nasional, hingga Kejuaraan Bulu Tangkis.

AQUA juga banyak mengisi iklan-iklan di televisi, media cetak, hingga radio. Hal tersebut membuat masyarakat menginterpretasikan air tersebut sebagai minuman para atlet. Bahkan hingga saat ini masyarakat menyebut air minum dalam kemasan dengan sebutan AQUA.

Sejak tahun 1975, produk tersebut menjadi standar di rumah tangga perkotaan. Kemudian, mereka mulai memasarkan produk tersebut dalam ukuran yang lebih besar dengan memanfaatkan tabung cuka bekas.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Air Purifier Terbaik: Solusi untuk Kualitas Udara Buruk Saat ini! Brand Apa Saja? Cek di Sini

Tutupnya dibeli dari pasar Glodok lama dan dibersihkan serta disterilkan. Pada 1980, AQUA beralih ke galon plastik import. Untuk menekan ongkos pengiriman, perusahaan langsung mendirikan pabrik pembuat galon di Bekasi dan pabrik galon pertama di Indonesia.

Pada 1982, Aqua mengganti bahan baku air yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan. Kemudian, AQUA memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan multinasional Danone Group. Sejak saat itu, terjadi perubahan besar dalam manajemen dan produksinya.

Pesaing lokal pertama Aqua yakni Oasis milik PT Santa Rosa Indonesia yang diluncurkan pada 1994. Saat ini, Anda bisa menemukan banyak sekali merek air minum dalam kemasan seperti Le Minerale, Nestle Pure Life, Vit, dan masih banyak lagi.

Itulah kisah inspiratif di balik ide pembuatan AQUA. Meski dianggap gila, Tirto tetap bertahan dengan ide tersebut hingga mengantarkannya pada kesuksesan.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler