Saingan Kok Gini Amat! AQUA vs Le Minerale, Mana yang Lebih Unggul?

29 Agustus 2023, 16:31 WIB
AQUA dan Le Minerale /kolase tangkapan layar Instagram @sehataqua dan Instagram @le_mineraleid

BERITASOLORAYA.com – Berbagai produk air minum dalam kemasan saat ini sangat mudah ditemukan di mana saja. Di antara merek yang paling banyak dijumpai yakni AQUA dan Le Minerale. Keduanya seringkali dibandingkan membuat persaingan di antara keduanya semakin panas. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan, AQUA mendominasi pasar di Indonesia.

Dari survei sosial ekonomi nasional terungkap bahwa sejak tahun 2012, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengonsumsi AQUA. Tren minum air dalam kemasan akan terus meningkat setiap tahunnya. Rata-rata mencapai 1,24 kali.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari berbagai sumber, sebagai penguasa pasar, AQUA harus mulai mewaspadai gerakan dari para pesaingnya. Pesaingnya seperti Le Minerale menerapkan berbagai cara untuk merebut dan menguasai pasar.

Baca Juga: Ada Asnawi dan Nadeo, Inilah Daftar 24 Pemain Timnas Senior yang Dipanggil STY Jelang FIFA Matchday

Merek tersebut sudah tiga tahun menerapkan strategi pemasaran edukatif mereka kepada masyarakat tentang air mineral alami.

Menurut mereka, produk air kemasan yang mengandung susunan mineral bikarbonat membuat air terasa manis. Sesuai dengan tagline mereka ‘yang ada manis-manisnya’.

Berharap dapat merebut hati konsumen, pesaing berupaya melahirkan inovasi-inovasi baru. Dengan memanfaatkan kelemahan galon isi ulang milik AQUA, Le Minerale mulai membuat galon sekali pakai.

Hal tersebut didasari pada polemik tentang tentang kandungan BPA pada galon isi ulang yang berbahan polycarbonat. Sementara itu, Amerika telah lebih dulu memakai galon sekali pakai berbahan polysilane.

Baca Juga: Ketahui, Ini 5 Manfaat Buah Stroberi untuk Kesehatan Tubuh, Cocok Dibikin Jus Tiap Hari

Kandungan BPA pada galon isi ulang diduga dapat berdampak buruk untuk kesehatan.

Namun, beberapa merespon bahwa selama jumlahnya masih berada di ambang batas tidak akan berbahaya.

Sebagai pencetus galon isi ulang, AQUA tersudutkan oleh isu tersebut. Hal tersebut menyebabkan penjualan galon sekali pakai meningkat dari 6% jadi 8%. Sementara itu, pangsa pasar galon isi ulang menyusut dari 94% menjadi 92%.

Pesaingnya, Le Mineral yang menggunakan galon sekali pakai mendapat keuntungan dari isu tersebut. Penjualan galon sekali pakai meningkat.

Baca Juga: 5 Tahun Hidup di Hutan? Berikut Profil Lengkap Tirto Utomo, Sosok di Balik AQUA yang Menginspirasi

Setelah itu, muncul isu bahwa penggunaan galon sekali pakai dapat merusak lingkungan karena sampah plastik yang dihasilkan. Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (OPSI) membantah tuduhan tersebut.

Mereka mengatakan galon plastik sekali pakai khususnya seperti yang dipakai oleh Le mineral tergolong dalam sampah yang mudah di daur ulang.

Namun, isu tersebut tetap meresahkan sejumlah pihak.

Untuk mengatasi hal tersebut sejumlah merek minuman dalam kemasan merespons dengan membuat gerakan menjaga kelestarian lingkungan.

Baca Juga: Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik 12 Persen Mulai 1 September 2023? Cek Besarannya di Sini

Bentuk kampanye tersebut di antaranya, edukasi dan mengumpulkan botol plastik beka untuk diubah menjadi barang daur ulang.

Persaingan antara AQUA dan Le Minerale semakin memanas akibat dua isu tersebut. Bahkan keduanya sampai masuk ke ranah hukum dan saling berhadapan di meja pengadilan.

Kasus hukum tersebut berawal pada 2016, saat itu PT Tirta Fresindo Jaya sebagai produsen Le mineral melayangkan somasi ke PT Tirta Investama sebagai produsen Aqua dan PT Barina Agung Perkasa sebagai distributor Aqua.

Perusahaan tersebut berpandangan bahwa produsen dan distributor tersebut telah melarang sejumlah toko untuk menjual Le Mineral. Larangan tersebut awalnya disampaikan dalam bentuk himbauan lisan kepada pedagang outlet.

Baca Juga: Benarkah Pemilik Mie Gaga Adalah Pemilik Pertama Indomie? Simak Ulasan Lengkapnya Disini

Sang penggugat menyatakan ada perjanjian tertulis yang berisi kesediaan outlet produk dari produsen AQUA untuk tidak menjual Le Mineral. Jika hal tersebut dilanggar, maka akan ada sanksi berupa penurunan harga.

Kasus tersebut kemudian bergulir ke meja Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Mereka menyelidiki kasus tersebut dan akhirnya menggelar sidang pembuktian.

Hasil dari sidang tersebut keluar pada tanggal 19 Desember 2017. KPPU menyimpulkan dan memutuskan bahwa AQUA sudah melanggar pasal 15 ayat 3 huruf B dan pasal 19 huruf A dan B undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.

Namun, tergugat menolak keputusan tersebut lalu mengajukan kasusnya ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 7 Mei 2019.

Baca Juga: 6 Tips Manfaatkan Digital Marketing untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, Cek Selengkapnya

PN Jaksel mengabulkan permohonan tersebut dan membatalkan putusan KPPU yang tidak mempunyai kekuatan hukum dan mengikat terhadap para pemohon keberatan.

Berikutnya giliran KPPU yang menolak putusan PN Jaksel. Keduanya lalu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Mahkamah Agung menghukum PT Tirta Investama selaku produsen Aqua sebesar Rp13,8 miliar.

Perusahaan tersebut dinilai terbukti melakukan praktik monopoli usaha sedangkan distributornya di denda Rp6,2 miliar.

Terlepas dari kasus hukum tersebut, pada tahun 2006 AQUA sangat dominan di pasar nasional. Penguasaan pangsa pasar mereka mencapai 92,7%. Pada tahun 2013 mereka masih dominan walaupun market sharenya turun jadi 81,3%.

Baca Juga: Kenali Lebih Dekat, 6 Jenis Buah Durian di Indonesia Ini Miliki Ciri Khas Tersendiri. Cek Selengkapnya

Tiga tahun kemudian pada 2016, pangsa pasar AQUA anjlok menjadi hanya 46,7%. Tidak hanya itu, kekuatannya juga melemah. Hal tersebut bisa dilihat dari data top brand index.

Meski AQUA masih dominan hingga saat ini tapi, dalam 9 tahun terakhir skornya merosot sampai 21 poin. Pada 2023, skornya hanya mencapai 55,1 poin. Meskipun skornya masih dominan, tetapi daya tariknya mulai berkurang.

Situasi berbeda dialami oleh pesaingnya, Le Minerale. Pada 2019, skor Le Minerale hanya mencapai 5 poin.

Namun, pada 2023 skor mereka meningkat hampir 3 kali lipat dan mencapai 14,5 poin. Angka statistik tersebut menunjukkan Le Minerale telah berhasil memikat konsumennya.

Baca Juga: TENAGA HONORER KOTA SOLO MERAPAT, Segini Formasi PPPK 2023 yang Dibuka di Pemkot Surakarta

Dalam hasil survei yang dilakukan oleh jackpot pada 26 September 2022, disebutkan bahwa AQUA disukai oleh 74,9% responden dan berada di peringkat pertama.

Sementara itu, di peringkat kedua ada Le Mineral dengan presentasi 62,1%. Meski begitu, AQUA harus tetap mewaspadai pergerakan pesaingnya yang satu ini.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler