Karya Novelis Asal Tegal Diaperiasi Masyarakat Indonesia hingga Luar Negeri

- 6 April 2021, 13:57 WIB
Penulis novel Pocinta, Akhmad Sekhu bangga karyanya telah dibaca hingga luar negeri.
Penulis novel Pocinta, Akhmad Sekhu bangga karyanya telah dibaca hingga luar negeri. /Antara/Dokumen pribadi

PR SOLORAYA - Novel ‘Pocinta’ merupakan karya sastra prosa yang mengangkat tema tradisi dan budaya Kota Tegal, Jawa Tengah.

Dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com melalui Antara News pada 6 April 2021, novel ‘Pocinta’ memperoleh apresiasi dari sejumlah kalangan dari dalam dan luar negeri.

Salah satu pihak yang mengapresiasi novel ‘Pocinta’ yaitu Arifin Saiman selaku Konsul Jendral RI di New York.

Akhmad Sekhu selaku penulis novel ‘Pocinta’ menuturkan bahwa Arifin Saiman telah memberi apresiasi terhadap karya ciptaannya di depan patung Liberty, Amerika Serikat.

Baca Juga: Keputusan Peningkatan Produksi dari OPEC+ Membuat Harga Minyak Anjlok

Baca Juga: Keluar dari Jabatan Polisi dan Pilih Jadi Teroris, Sofyan Tsauri: Cuma Butuh Satu Jam untuk Cuci Otak Teroris

“Saya penulisnya masih tunggu di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan, tapi karya saya sudah sampai di patung Liberty, Amerika,” ujar Akhmad.

Sastrawan kelahiran Desa Jatibogor, Suradadi, Tegal itu berencana untuk membicarakan novel karyanya di acara VideoRadio Salt NPeper.

Akhmad Sekhu merasa bahwa apresiasi seperti itu telah membesarkan hatinya untuk tetap semangat berkarya.

“Apresiasi seperti ini membesarkan hati saya untuk tetap semangat berkarya,” ujar Akhmad.

Baca Juga: Bentuk Donasi untuk Korban Bencana di NTT, Rachel Vennya Girang Sukses Mengumpulkan Rp1 Miliar Semalam

Baca Juga: Basarnas Mulai Temukan Warga yang Terseret Banjir Bandang NTT, Korban Meninggal Hampir 100 Orang

Sebelumnya, Akhmad Sekhu telah menuliskan dua  novel yang mengangkat tema kehidupan masyarakat kota bahari, di antaranya ‘Jejak Gelisah’ dan ‘Chemistry’.

Di dalam negeri, novel ‘Pocinta’ diapresiasi oleh sejumlah artis antara lain Happy Salma, Christine Hakim, dan Yessy Gusman.

Sejumlah sastrawan juga turut mengapresiasi novel ‘Pocinta’ seperti Gola Gong, Eka Budianta, Hasan Aspahani, dan Jose Rizal Manua.

Sastrawan yang berprofesi sebagai jurnalis ini menuturkan bahwa masih ada pihak lain yang mengapresiasi novel ‘Pocinta’ seperti Naratama yang merupakan produser dan sutradara Program Televisi New York.

Baca Juga: Tandatangani Undang-undang Baru, Vladimir Putin Berpotensi Jadi Presiden Rusia Seumur Hidup

Akhmad Sekhu mengaku sangat bersyukur karena novel ‘Pocinta’ telah diapresiasi oleh berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri.

“Ada juga Naratama, Produser dan Sutradara Program Televisi New York. Saya bersyukur novel ‘Pocinta’ diapresiasi berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri,” ujar Akhmad.

Novel ‘Pocinta’ menceritakan tentang persahabatan tiga orang yang menghabiskan masa kecilnya di Kabupaten Tegal.

Tiga orang sahabat tersebut antara lain Legia, Pay, dan Kwon. Legia dan Pay merupakan anggota Sobat Ambyar yang merupakan komunitas pecinta lagu-lagu Didi Kempot.

Sedangkan Kwon merupakan satu-satunya orang yang menggemari K-Pop. Ketika menginjak dewasa, mereka merantau ke Ibu Kota.

Baca Juga: Imbau Evakuasi Korban Dipercepat, Jokowi Minta Menteri PUPR Kerahkan Alat Berat ke NTT dan NTB

‘Moci’ merupakan salah satu budaya yang diangkat dalam novel setebal 500 halaman tersebut.

Dalam budayanya, ‘moci’ merupakan tradisi minum teh di daerah Tegal yaitu menikmati teh hangat dengan menggunakan poci yang merupakan teko dari tanah liat.

Kirana Kejora selaku novelis dan writerpreneur mengungkapkan kesaksiannya bahwa novel ‘Pocinta’ merupakan dunia yang penuh warna melebihi indahanya warna pelangi.

Kirana Kejora merasa seakan tengah ‘moci’ minum teh wangi yang duduk di antara Legia, Pahing, dan Kliwon.

“Pocinta adalah dunia penuh warna melebihi pelangi yang sukses membuat saya terasa ‘moci’ minum teh wangi duduk di antara Legia, Pahing, dan Kliwon,” ujar Kirana.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah