Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Senin 10 Mei 2021: RCTI, GTV, MNC TV, dan Indosiar
Hal tersebut dijelaskan oleh Syaik Abdul Aziz bin Baz.
“Jika puasa tersebut adalah sunah, maka boleh membatalkannya, tidak wajib menyempurnakannya. Ia boleh membatalkannya secara mutlak. Namun yang lebih utama adalah tidak membatalkannya kecuali karena sebab yang syar’i, semisal karena panas terik, atau badan yang lemas, atau ada orang yang mengundang ke pernikahan, atau hal-hal yang memaksa untuk membatalkan puasa lainnya, maka tidak mengapa.”
5. Berpuasa dari pagi hingga waktu berbuka
Seperti tata cara puasa lainnya, Puasa Syawal dilakukan dari setelah makan sahur hingga berbuka di waktu Magrib.
Selama berpuasa, dilarang untuk melakukan hal-hal yang membatalkan puasa dan melakukan amalan dosa yang membatalkan pahala puasa seperti berghibah, mencela, berbohong, dan sebagainya.
Baca Juga: Makin Aktif di Laut China Selatan, China Tambah Ladang Gas Baru di Teluk Besar
6. Mengutamakan qadha puasa Ramadhan
Sebelum melakukan Puasa Syawal, ada baiknya umat muslim mengutamakan dulu kewajiban qadha puasa saat Ramadhan.
Hal itu disebabkan qadha puasa merupakan kewajiban yang dibanding Puasa Syawal yang dihukumi wunnah.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho-nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).***