Thalassemia adalah kelainan pada darah yang ditandai dengan tidak terbentuk atau berkurangnya salah satu rantai globin baik alfa atau beta (komponen hemoglobin).
Jika mengobati gejala Thalassemia ke puskesmas, pihak puskesmas akan mengambil sampel hemoglobin (HB) sampai mengkur volume dari sel darah merah milik anak.
Si anak akan mendapat rujukan ke rumah sakit atau spesialis onkologi-hematologi jika jumlah hemoglobinnya kurang.
Baca Juga: Sebanyak 1,54 Juta Orang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Telah Mendapatkan Vaksinasi Covid-19
Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman ANTARA, hal sama juga terjadi jika volume sel darah merah anak berbeda dengan orang normal.
“Dalam pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh dokter, tanda yang sudah pasti bahwa anak mengalami Thalassemia adalah bentuk gambar dal sel darah merah mengalami pecah-pecah yang artinya terjadi hemolisis atau kerusakan pada sel darah merah,” tutur Bambang.
Di antara gejala Thalasemia adalah munculnya gejala pucat pada anak kendari hal itu bukanlah tanda yang kepastian.
“Pucat itu bisa juga anak terkena anemia yang artinya dia kekurangan zat besi. Jadi jika didapati hasil anak kekurangan zat besi dari pemeriksaan bisa jadi anak itu justru mengalami anemia,” tutur Bambang.
“Jika sudah terpenuhi zat besinya, maka anak harus kembali dites untuk memastikan apakah sudah dalam keadaan normal atau benar ternyata mengalami Thalassemia,” tuturnya.***