Mengapa kue yang diantarkan untuk pengantin Aceh disebut ' Kue Mangat' ? Berikut penjelasannya

- 20 November 2021, 22:12 WIB
ilustrasi box hantaran
ilustrasi box hantaran /Foto: instagram.com/@asri.hantaran_tegal/
BERITASOLORAYA.com-Daerah Aceh memiliki beragam khazanah adat dan budaya yang beragam, dari mulai acara lamaran sampai acara tueng dara baro (mengantarkan pengantin perempuan ke rumah suami), intat linto (mengantarkan pengantin laki-laki ke kediaman istri).
 
Terkait acara intat linto/ mengantarkan pengantin laki-laki terdapat beberapa barang, atau sajian yang selalu di bawa atau di antar oleh suami untuk istri yaitu "kue mangat"(kue terenak)
 
Makanan merupakan kebutuhan pokok yang amat penting. Pengolahan makanan baik kue ataupun makanan berat menjadikan hal tersebut perwujudan, penyajian dan senantiasa memiliki hubungan dalam makna kehidupan adat istiadat di Aceh.
 
 
beberapa kue yang diantarkan ke pengantin wanita di antaranya:
1. Meusekat
2. Halua
3. Wajek
4. Dodoi
5. Keukarah
 
Beberapa kue yang wajib di bawa di setiap perkawinan di daerah Aceh sering disebut oleh masyarakat adalah "kue mangat" yang dalam bahasa indonesia nya adalah kue terenak.
 
Menurut masyarakat di sekitar, istilah tersebut muncul dikarenakan cara pembuatan kue perkawinan Aceh yang sangat mahal, menghabiskan banyak gula dalam pembuatannya. Proses pembuatannya menghabiskan waktu berjam-jam. Sehingga di sebutlah "kue mangat".
 
 
Jadi menurut masyarakat, istilah ini lebih ke dalam bagaimana kue meusekat, halua, wajek, dodoi dan keukarah selalu ada di setiap pesta perkawinan. 
 
"Kue mangat" ini juga menjadi ciri khas daerah aceh sebagai tanda bawaan untuk pengantin perempuan. Setelah acara selesai menjadi ciri khas kalau keluarga pengantin membagikan kue tersebut kepada para tetangga untuk dapat mencicipi kue tersebut. 
 
Diketahui ada dua hal yang menjadi sebab mengapa setiap selesai acara perkawinan, selalu di bagikan "kue mangat" tersebut.
 
 
1. Perkawinan menjadi sesuatu hal yang mulia dan indah di bagi suka cita bersama dengan tetangga.
 
2. "Kue mangat"sangat jarang dibuat oleh penduduk sekitar, hanya saat ada yang menikah. Sehingga para masyarakat senang diberikan "kue mangat" dari pengantin.
 
Dalam hal ini, penulis merangkum penjelasan tersebut dari buku buku adat yang dapat dijadikan sumber. Sehingga diharapkan istilah "Kue mangat" menjadi satu hal yang bagus untuk diketahui sebagai budaya di daerah Aceh.
 
"Disclaimer" : Artikel ini telah ditayangkan oleh Baranews Aceh dengan judul "Kue Khas Hantaran Masyarakat Aceh pada Lamaran ( Intat jeulame)***
 

Editor: Siti Charirotun Nadhifah

Sumber: Baranews Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah