BERITASOLORAYA.com - Dahulu kala, di Ciwidey buah jeruk bali tumbuh dengan subur. Jeruk bali yang pertama dipanen berjumlah sangat banyak.
Belum habis jumlah panen yang pertama, masyarakat kebingungan dengan jumlah panen kedua yang tak kalah banyak jumlahnya.
Sehingga jumlah jeruk bali yang ada menjadi sangat banyak. Berangkat dari keadaan tersebut, masyarakat memiliki ide untuk memanfaatkan jeruk bali sebelum matang atau yang masih muda,
Baca Juga: Berobat ke Psikiater Mahal? Tenang, ini Caranya agar Biayanya Ditanggung BPJS
Karena jeruk bali yang belum matang tidak dapat dikonsumsi karena rasanya yang belum enak, akhirnya munculah sebuah ide untuk memanfaatkan kulitnya dengan cara mengolahnya, hal ini dilakukan pertama kali pada tahun 1940.
Kulit jeruk mengandung pektin dan minyak atsiri yang tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pektin dan minyak kulit jeruk.
Pektin bisa digunakan dalam industri pangan, farmasi, dan kosmetika, sementara minyak kulit jeruk bemanfaat dalam industri kosmetik dan pangan.
Baca Juga: Manfaat Kemangi 'Si Ratu Herbal', Salah Satunya Untuk Kecantikan dan Kesehatan Kulit
Pektin dibuat melalui proses penghancuran, ekstraksi, pemekatan, pengendapan, dan pengeringan.