Pada tahun 1856, lebih dari 7 juta botol air terjual di Saratoga Springs di New York. Sumber air tersebut menjadi salah satu sumber air minum kemasan paling terkenal pada saat itu. Satu liter air dihargai hingga Rp26 ribu lebih rupiah.
Meningkatnya wabah tifus dan kolera menyebabkan banyak orang Amerika bergantung pada air kemasan sebagai pilihan yang lebih aman dan sehat.
1908
Ketika metode desinfeksi air seperti klorinasi ditemukan sebagai obat yang efektif untuk epidemi tifus, air kemasan mulai kehilangan popularitasnya. Klorinasi pertama kali dilakukan di New Jersey.
Metode tersebut membuat air keran lebih aman. Meluasnya penggunaan klorin untuk membuat sistem air kota lebih aman membuat air keran menjadi lebih sehat. Air kemasan mulai ketinggalan zaman pada awal abad ke-20.
1947
Diketahui bahwa, botol plastik dipaka secara komersial pertama kali pada tahun 1947.
Namun, botol tersebut masih relatif mahal dan tidak mungkin digunakan dan dibeli oleh sebagian orang. Baru pada awal tahun 1950-an polietilen densitas tinggi mulai diperkenalkan.