Masuki Musim Pancaroba, Teknik Wolbachia Diklaim Mampu Turunkan 77 Persen Kasus DBD

- 17 November 2023, 06:47 WIB
Ilutrasi nyamuk DBD
Ilutrasi nyamuk DBD /FotoshopTofs/Pixabay

 

 
BERITASOLORAYA.com – Memasuki musim pancaroba dari kemarau ke penghujan, biasanya diikuti dengan munculnya beberapa penyakit salah satunya Demam Berdarah Dengue atau DBD. Saat peralihan musim tersebut, angka kasus demam berdarah cenderung meningkat.

Guna menekan jumlah kasusnya, pemerintah berupaya mengembangkan teknik pencegahan salah satunya dengan teknik Wolbachia. Kementerian Kesehatan atau Kemkes mengagendakan upaya pencegahan itu dalam Strategi Nasional atau Stranas.

Teknik tersebut diklaim dapat menekan kasus DBD hingga 77 persen dan menurunkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.
 

Angka itu diperoleh dari hasil uji coba penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022.

“Setelah uji coba Teknik Wolbachia, kasus DBD di Yogyakarta pada Januari 2023 sampai Mei 2023 berada di garis minimum dibanding 7 tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, pada Kamis, 16 November 2023.

Ia menambahkan, masyarakat awalnya merasa khawatir karena pelepasan banyak nyamuk Aedes Aegypti.
 
Namun, seiring berjalannya waktu dan adanya sosialisasi, lama kelamaan masyarakat paham tentang Teknik Wolbachia yang bisa menekan kasus DBD.
 

Dari keberhasilan itu, pemerintah kembali menentukan pilot project di Indonesia untuk penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia. Program itu akan dilaksanakan di lima kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Rencana tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue.

Bagi orang awam, tentu belum banyak yang mengenal Teknik Wolbachia. Teknik Wolbachia adalah teknik mengawinkan nyamuk Aedes betina dan jantan yang salah satunya mengandung bakteri Wolbachia.
 
Jika nyamuk Aedes jantan memiliki bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk Aedes betina, maka virus dengue pada nyamuk betina tidak bisa masuk ke tubuh manusia.

 
Sebaliknya, jika yang membawa bakteri Wolbachia adalah nyamuk betina dan kawin dengan nyamuk jantan, maka telur nyamuk betina akan mengandung Wolbachia.

Ke depannya, pemerintah berharap nyamuk Aedes yang mengandung bakteri Wolbachia bisa menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga, bisa menekan kasus DBD di semua daerah terutama yang menjadi endemik.

Efektivitas Wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh World Mosquito Program atau WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija.
 
Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan Aedes Aegypti Berwolbachia dalam skala terbatas pada 2011 hingga 2015.

Baca Juga: Indonesia vs Irak: STY Tak Permasalahkan Rekor Minor Garuda, Tak Gentar Main di Kandang Lawan

Tak hanya di Indonesia, pemanfaatan teknologi Wolbachia juga terlah diuji coba di 9 negara lain. Seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka.

Meskipun cara tersebut terbilang ampuh untuk menekan kasus DBD, Kementerian Kesehatan tetap mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan yang selama ini terus digalakkan.
 
Yakni gerakan 3M Plus, seperti Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.***

 

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x