Menag Yaqut Cholil Qoumas Ungkap Banyak Orang Terpapar Radikalisme dari Media Sosial dan Situs Online

22 Maret 2021, 09:35 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan banyaknya masyarakat yang terpapar radikalisme melalui media sosial dan situs online.* /Instagram/@gusyaqut

PR SOLORAYA - Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang terpapar dengan radikalisme, khususnya melalui media sosial maupun situs online.

Banyaknya masyarakat yang terpapar paham radikalisme dari media sosial maupun situs online disebabkan karena tidak adanya saringan atau filter terhadap informasi yang beredar melalui kanal tersebut.

Keprihatinan akan radikalisme yang tersebar di masyarakat melalui media sosial dan situs online ini diungkapkan oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Juga: Segera Tukar dan Klaim Hadiahnya, Kode Redeem Free Fire FF Garena Terbaru Hari Ini 22 Maret 2021

 

"Memang banyak orang-orang yang terpapar radikalisme ini dari media sosial," ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, pada Minggu, 21 Maret 2021 sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Soloraya.com dari PMJ News.

Menag Yaqut Cholil Qoumas juga menambahkan bahwa dirinya sempat mendapatkan laporan dan bertemu dengan seorang mantan narapidana terorisme yang mengaku terpapar paham radikalisme dari media sosial.

"Mereka (mengaku) menjadi radikal itu karena berinteraksi dengan orang yang sama-sama terpapar radikal melalui media sosial," sambungnya.

Baca Juga: Bocoran Sinetron Ikatan Cinta Hari Ini 22 Maret 2021, Masa Lalu Andin Terbongkar, Mama Rosa Marah dan Kecewa

Menurut Menag Yaqut Cholil Qoumas, banyaknya orang yang terpapar radikalisme dari media sosial tersebut dikarenakan kebiasaan masyarakat yang tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial setiap harinya.

Bahkan berdasarkan survei Alvara, anak-anak muda menghabiskan sekitar tujuh jam perharinya untuk mengakses internet.

Hal inilah yang menurut Menag Yaqut Cholil Qoumas kemudian dapat menjerumuskan mereka ke paham radikalisme, dimana informasi tentang keagamaan tidak terfilter dengan baik di media sosial.

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Penggemar K-Pop, ITZY akan Segera Comeback pada April 2021 Mendatang

Oleh karena itu, saat ini kebijakan keagamaan untuk meminimalisasi radikalisme sedang diarahkan kepada transformasi digital.

"Kebijakan perilaku sudah seharusnya diarahkan pada transformasi digital, ini tidak ada pilihan lain, sebelumnya Kemenag lebih melakukan transformasi digital untuk syiar-syiar begini," pungkasnya.***

 

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler