Rencana Lakukan “Kurikulum Darurat”. Mendikbudristek: Untuk Mengejar Learning Loss Akibat Pandemi Covid-19

29 November 2021, 12:28 WIB
Nadiem Makarim saat rapat kerja Mendikbud dengan Komisi X DPR / Antara

BERITASOLORAYA.com - Pada tanggal 19 November 2021 lalu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yakni Nadiem Makarim, melakukan rapat koordinasi secara hybrid bersama dengan Komisi X DPR RI.

Untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi maka perlu adanya kebijakan yang strategis, dengan demikian kemendikbud mengadakan sebuah forum.

Adapun bahasan yang disampaikan dalam forum tersebut, yakni mengenai kebijakan kurikulum berikutnya yang dirasa memerlukan pencermatan, masukan serta dukungan dari Komisi X DPR RI karena dinilai sebagai mitra strategis.

Baca Juga: Kabupaten Garut, Diterjang Banjir Bandang

“Kami memproyeksikan bahwa dua tahun ke depan pendidikan Indonesia masih dalam proses pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Maka, di tahun 2022-2024 strategi Kemendikbudristek dalam masa pemulihan pembelajaran adalah memberikan fleksibilitas dan menawarkan lebih banyak opsi, terutama dalam hal kurikulum,” jelas Nadiem.

Mendikbudristek dalam forum tersebut menjelaskan bahwa “Kurikulum Darurat” adalah satu bagian dari perubahan kurikulum yang sangat penting.

Baca Juga: BPPTKG Himbau Warga untuk Waspada. Gunung Merapi Mengeluarkan Guguran Lava Sebanyak 110 Kali!

“Hasil studi Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek dan INOVASI di tahun 2021 memperlihatkan efektivitas Kurikulum Darurat dalam mengejar learning loss, terutama untuk anak-anak dalam kelompok rentan,” ujar Nadiem.

Disamping itu, Nadiem mengungkapkan mengapa selama ini pendidikan anak-anak Indonesia tertinggal, salah satu penyebabnya karena mereka didorong untuk mempelajari begitu banyak konten, sehingga mereka kekurangan waktu untuk mendalami pelajaran sebelumnya yang telah mereka pelajari.

Dengan demikian Kurikulum Darurat dinilai efektif dalam mengejar learning loss ini.

Baca Juga: Sadari Sebelum Terlambat 5 Gejala Diabetes Ini, Agar Bisa Dihindari Sedini Mungkin

Nadiem pun menjelaskan Kurikulum Darurat mampu mengejar learning loss karena kurikulum ini disusun untuk menyederhanakan pembelajaran.

Penyederhanaan tersebut dapat memudahkan guru, sehingga dapat mengajarkan hal-hal yang lebih esensial.

Hal tersebut tentu dapat meringankan beban guru dengan tidak terburu-buru untuk menuntaskan kurikulum dan materi ajar selama ini.

Baca Juga: 5 Sifat Ini Perlu Dikurangi Pada Diri Anda

Dede Yusuf selaku Wakil Ketua Komisi X DPR RI, menyampaikan bahwa perubahan kurikulum merupakan sebuah keniscayaan, ia menekankan perlunya mengadopsi berbagai bentuk perubahan.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) yakni Anindito Aditomo, pada hari kedua menjelaskan tentang kebijakan kurikulum untuk membantu pemulihan pembelajaran.

Anindito menjelaskan bahwa Kemendikbudristek telah membuat kurikulum prototype terkait kebijakan kurikulum darurat sebagai opsi untuk dilakukan oleh satuan pendidikan agar dapat terlaksananya pemulihan pembelajaran selama periode 2022-2024.

Baca Juga: Jangan Lakukan Ini Setelah Makan! Bahaya

“Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya. Kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.

Kurikulum dikembangkan dengan berbasis kompetensi, bukan konten. Selain itu, kurikulum ini dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Tiga fokus utama dari kurikulum prototipe sendiri adalah pengembangan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas untuk satuan pendidikan,” ungkap Anindito.

Baca Juga: Tidak Hanya Ceplok, Telur Bisa diolah Seperti Ini

Dalam forum tersebut, turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yakni Iwan Syahril, beliau memaparkan linieritas guru dalam penerapan kurikulum.

Kemudian dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD-Dikdasmen), yakni Jumeri.

Beliau membahas mengenai buku teks dan sarana lainnya untuk mendukung penerapan kurikulum tersebut.

Baca Juga: Resep Puding Buah Mudah

Selain itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi yakni Wikan Sakarinto juga ikut berpartisipasi dalam forum tersebut.

Melalui forum tersebut Kemendikbudristek mendapat banyak masukan dari anggota Komisi X DPR RI.

Salah satunya dari Nuroji, yang menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik serta pentingnya nilai sejarah agar generasi penerus bangsa ini memiliki karakter yang baik.

Ia juga sepakat dengan Kemendikbudristek yang ingin memberikan porsi besar untuk pendalaman materi yang sifatnya esensial. Ia menambahkan pentingnya koordinasi antar-K/L dalam hal perumusan dan implementasi kebijakan tersebut.

Baca Juga: Inilah Kriteria Mental Pejuang yang Harus Kamu Ketahui

Secara prinsip DPR menyebutkan bahwa pihaknya mendukung kebijakan Kemendikbudristek dalam penyederhanaan kurikulum.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dede Yusuf, beliau juga mengatakan,  “Pentingnya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan pendidikan secara berkala”.

Kemendikbudristek mengaku sangat mengapresiasi masukan dan pandangan dari Komisi X DPR RI dalam pengembangan kurikulum yang dianggap lebih transformatif.***

Editor: Inung R Sulistyo

Tags

Terkini

Terpopuler