Covid-19 Masih Ada, Pakar Epidemiologi Unpad Menyayangkan Pelonggaran di Masyarakat

- 19 April 2021, 08:40 WIB
Ilustrasi kerumunan. Pakar epidemiologi Unpad angkat bicara soal pelonggaran di masyarakat berkenaan dengan upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Ilustrasi kerumunan. Pakar epidemiologi Unpad angkat bicara soal pelonggaran di masyarakat berkenaan dengan upaya mencegah penyebaran Covid-19. / Unsplash/Robert Norton

"Analoginya, vaksinasi itu seperti orang pakai seat belt di mobil. Penggunaannya tidak mencegah kecelakaan, tapi kalau pun kecelakaan efeknya tidak akan seberat ketika tidak mengenakan seat belt," tutur Bony.

Seluruh uji coba vaksin yang dilakukan saat ini, disebutkan Bony, tidak ada satu pun yang fungsinya untuk mencegah transmisi.

Sehingga, ketika seseorang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 bahkan sebanyak dua kali, perilaku 3M dan setiap protokol kesehatan harus tetap dijaga.

Baca Juga: Kecam Wacana European Super League, UEFA: Kepentingan Pribadi Ini Telah Berlangsung Lama

Apalagi, sistem kekebalan kelompok (herd immunity) di Indonesia saat ini belum terbentuk. Untuk mendapatkan herd immunity, vaksinasi masyarakat harus sudah mencapai lebih dari 80 persen. Saat ini, angka vaksinasi bahkan belum mencapai 10 persen.

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul “Kenapa Masih Terpapar Covid-19 Meski Sudah Vaksinasi? Pakar Unpad Punya Jawabannya”, setelah mendapatkan vaksin, ada proses untuk membangun antibodi di dalam tubuh yang waktunya bervariasi bagi setiap orang.

Akan tetapi, waktu rata-rata mencapai 21 hari. Itu sebabnya, vaksin booster atau vaksin lanjutan baru diberikan dalam kurun waktu tersebut.

Baca Juga: Segera Klaim dan Tukarkan Hadiahnya, Kode Redeem FF Free Fire 19 April 2021 Valid dari Garena

"Semua uji coba vaksin tujuannya dua, yakni untuk mengurangi angka kematian, dan untuk mengurangi angka hospitalisasi atau kasus Covid-19 yang  berat. Dan, sampai saat ini juga belum ada penelitian kuat yang menyebutkan tentang berapa lama waktu proteksi vaksin Covid-19," tuturnya.

Pakar epidemiologi Unpad angkat bicara soal varian baru corona

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah