"Pada saat matahari terbenam, kita memperoleh data tinggi bulan 5 derajat 31 menit. Artinya ketika matahari terbenam bulan masih di atas ufuk belum terbenam dengan ketinggian 5 derajat 31 menit," jelas pakar falak Muhammadiyah Oman Fathurrahman.
Ia juga menjelaskan jika dalam hisab hakiki wujudul hilal, maka dimulainya bulan baru komariyah jika memenuhi tiga kriteria.
Baca Juga: Ungkap 10 Tips Wisata Aman di Tengah Pandemi, Anies Baswedan: Terima Kasih bagi yang Tak Mudik
Ketika memenuhi ketiga kriteria tersebut, Oman menambahkan, maka terpenuhilah syarat-syarat awal bulan.
Pertama, telah terjadi konjungsi (ijtimak), dan itu terjadi sebelum matahari terbenam, karena satu siklus satu bulan secara astronomis dari konjungsi ke konjungsi, atau dari ijtimak ke ijtimak.
Kedua, ketika terjadinya ijtimak harus terjadi sebelum terbenam matahari, karena pergantian bulan harus sesuai dengan pergantian hari.
Baca Juga: Demi Terciptanya Perdamaian, Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Resmi Bubarkan Parlemen
Terakhir, pada saat terbenamnya matahari, posisi bulan masih di atas ufuk (horizon), untuk dapat memastikan bahwa matahari harus berada di sebelah barat bulan, begitu sebaliknya.
Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Agama rencananya akan menggelar Sidang Isbat penentuan awal 1 Syawal 1442 Hijriyah pada Selasa besok, 11 Mei 2021.
"Isbat awal Syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadhan 1442 H," kata Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kamaruddin Amin.