Menurut Hilmar, buku KSI Jilid I telah disusun sebelum adanya Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek RI.
Bahkan, buku KSI Jilid I dinilai belum melakukan penyempurnaan dan perencanaan untuk menerbitkan buku tersebut.
Melalui hasil kajian dari MUI, terdapat dugaan semacam benturan untuk kepentingan dan ideologi kiri-kanan dari sejumlah pihak tertentu.
Akibatnya, buku tersebut telah memunculkan nama-nama tokoh yang merepresentasikan mereka dan telah menganaktirikan para tokoh Islam Moderat.
Penulisan tentang sejarah Indonesia dinilai berperan penting dan strategis sebagai dasar untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air.
Oleh karena itu, penulisan tentang sejarah Indonesia harus disesuaikan dengan fakta yang ada.
“Penulisan sejarah bangsa Indonesia mempunyai peran penting dan strategis sebagai dasar untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air. Sehingga penulisannya harus objektif dan sesuai fakta,” jelas Utang.***