Peringatan 276 Tahun Berdirinya Keraton Surakarta Digelar dengan Prokes Ketat

- 25 Agustus 2021, 18:40 WIB
Abdi dalem dan Sentana Keraton Surakarta mengikuti Wilujengan Adeging Nagari di Sasana Sumewa sambil menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Rabu 25 Agustus 2021
Abdi dalem dan Sentana Keraton Surakarta mengikuti Wilujengan Adeging Nagari di Sasana Sumewa sambil menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Rabu 25 Agustus 2021 /Rosyid - BERITASOLORAYA.COM

BERITASOLORAYA.com - Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Hadiningrat menggelar peringatan Adeging Nagari (Berdirinya Negara) Keraton Mataram Surakarta Hadiningrat, Rabu 25 Agustus 2021.

Upacara wilujengan digelar dengan sederhana di Pendapa Sasana Sumewa, kompleks Kraton Surakarta. Protokol kesehatan diterapkan selama upacara berlangsung untuk menghindari penyebaran Covid-19.

"Hari ini genap 285 tahun Jawa atau 276 tahun Masehi berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat," terang Ketua LDA Keraton Surakarta Hadiningrat, GKR Koes Moertiyah Wandansaari atau biasa disapa Gusti Moeng.

Baca juga : Gusti Moeng Ajak Masyarakat Lestarikan Penanggalan Jawa Saat Peringatan Berdirinya Keraton Surakarta

Protokol Covid-19 diterapkan dengan ketat selama acara berlangsung. Setiap peserta diharuskan mencuci tangan sebelum memasuki area upacara.

Abdi dalem dan Sentana Keraton Surakarta mengikuti Wilujengan Adeging Nagari sambil menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Rabu 25 Agustus 2021
Abdi dalem dan Sentana Keraton Surakarta mengikuti Wilujengan Adeging Nagari sambil menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, Rabu 25 Agustus 2021 Rosyid - BERITASOLORAYA.COM

Posisi duduk peserta diatur dengan memperhatikan jarak sesuai aturan yang berlaku. Jauh berbeda dengan upacara yang biasa digelar sebelum pandemi. Di mana peserta upacara duduk rapat tanpa jarak.

Seluruh peserta juga tampak menghindari berjabat tangan. Mereka cukup melepas rindu dengan menangkupkan tangan di depan dada.

Tak dimungkiri, kondisi ini cukup sulit bagi para pelestari Budaya Jawa. Banyak upacara tradisi Jawa yang tak bisa digelar dalam kondisi pandemi.

Terutama upacara yang berupa grebeg yang biasanya diakhiri dengan perebutan gunungan. Tradisi tersebut merupakan simbol eratnya kekeluargaan dalam tradisi Jawa.

Baja juga : Bandara Changi Singapura Kirim Bantuan Konsentrator Oksigen untuk Indonesia

Gusti Moeng berharap agar Bangsa Indonesia segera terlepas dari pandemi Covid-19.

"Supaya Indonesia bisa pulih kembali seperti sedia kala, baik dari segi budaya maupun ekonomi masyarakatnya," tuturnya.

Diikuti sentana dalem, abdi dalem, dan kerabat, upacara berlangsung khusyuk. Peserta mengikuti tahlil dan zikir serta doa yang dipimpin oleh Abdi Dalem Ulama Keraton Surakarta.

Baca juga : Satpol-PP Solo Tutup Grafiti Bernada Kritik

Wilujengan dilanjutkan dengan pembacaan cerita perpindahan Keraton Surakarta dari Kartasura ke Desa Sala. Tanah berdirinya Keraton Surakarta saat ini.

Acara diakhiri dengan pembagian hasil bumi kepada abdi dalem Keraton Surakarta.

"Ini bentuk rasa syukur kami," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Gusti Moeng mengajak seluruh kerabat dan abdi dalem untuk terus melestarikan nilai-nilai budaya Jawa agar tidak tergerus cepatnya kemajuan zaman.

"Senajan mung sak megaring payung, Keraton bakal tetep kuncara (walau hanya seluas bentangan payung, Keraton akan tetap berjaya)," katanya mengutip wasiat Pakubuwana II.***

Editor: Ichsan Noor Rasyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah