Menurut Gusti Moeng, tradisi Jamasan Astana Sunan Sunan Amangkurat Agung merupakan peninggalan Leluhur Dinasti Mataram. Tradisi tersebut sempat mati sejak tahun 1945.
Tradisi tersebut baru dihidupkan kembali pada tahun 2001 atas inisiatif Pakubuwana XII. Sejak Pakubuwana XII wafat pada tahun 2004, tradisi jamasan diteruskan oleh LDA Keraton Surakarta.
Gusti Moeng menambahkan upacara tersebut juga dihadiri sentana dan perwakilan trah raja-raja Keraton Surakarta.
“Ada Gusti Pangeran Harya (GPH) Mangkubumi, putra tertua Pakubuwana XIII, saya sendiri adik Pakubuwana XIII, dan sentana-sentana dalem, mulai dari trah Pakubuwana II sampai XIII,” katanya.***