Disamping itu, Nadiem mengungkapkan mengapa selama ini pendidikan anak-anak Indonesia tertinggal, salah satu penyebabnya karena mereka didorong untuk mempelajari begitu banyak konten, sehingga mereka kekurangan waktu untuk mendalami pelajaran sebelumnya yang telah mereka pelajari.
Dengan demikian Kurikulum Darurat dinilai efektif dalam mengejar learning loss ini.
Baca Juga: Sadari Sebelum Terlambat 5 Gejala Diabetes Ini, Agar Bisa Dihindari Sedini Mungkin
Nadiem pun menjelaskan Kurikulum Darurat mampu mengejar learning loss karena kurikulum ini disusun untuk menyederhanakan pembelajaran.
Penyederhanaan tersebut dapat memudahkan guru, sehingga dapat mengajarkan hal-hal yang lebih esensial.
Hal tersebut tentu dapat meringankan beban guru dengan tidak terburu-buru untuk menuntaskan kurikulum dan materi ajar selama ini.
Baca Juga: 5 Sifat Ini Perlu Dikurangi Pada Diri Anda
Dede Yusuf selaku Wakil Ketua Komisi X DPR RI, menyampaikan bahwa perubahan kurikulum merupakan sebuah keniscayaan, ia menekankan perlunya mengadopsi berbagai bentuk perubahan.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) yakni Anindito Aditomo, pada hari kedua menjelaskan tentang kebijakan kurikulum untuk membantu pemulihan pembelajaran.
Anindito menjelaskan bahwa Kemendikbudristek telah membuat kurikulum prototype terkait kebijakan kurikulum darurat sebagai opsi untuk dilakukan oleh satuan pendidikan agar dapat terlaksananya pemulihan pembelajaran selama periode 2022-2024.