Kapan Awal Puasa Ramadhan 1443 H Tahun 2022? Begini Kata Kemenag

- 1 April 2022, 11:20 WIB
Sidang Isbat Ramadhan 2022 untuk Mengetahui Kapan Awal Puasa Ramadhan 1443 H Tahun 2022
Sidang Isbat Ramadhan 2022 untuk Mengetahui Kapan Awal Puasa Ramadhan 1443 H Tahun 2022 /kemenag.go.id/


BERITASOLORAYA.com - Muhammadiyah telah menetapkan puasa Ramadhan 2022 jatuh pada tanggal 2 April 2022, Lalu bagaimana dengan NU dan Kemenag?

Kementerian Agama menuliskan dalam keterangan tertulis mengatakan bahwa terdapat kemungkinan perbedaan awal Ramadhan 2022 atau 1443 H.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Kemenag, menuliskan bahwa metode penetapan yang digunakan memiliki perbedaan. Pasalnya, ada yang menetapkan awal Ramadhan 2022 jatuh pada tanggal 2 April dan kemungkinan pula pada tanggal 3 April.

Baca Juga: Demi Meliput Prosesi Pernikahan Hyun Bin dan Son Ye Jin, Media Korea Nekat Pakai Drone

Adib yang memiliki kedudukan sebagai Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag menghimbau masyarakat untuk menunggu hasil Sidang Isbat.

“Kita tunggu hasil Sidang Isbat,” jelas Adib di Jakarta, Kamis, 31 Maret 2022.

Sidang Isbat yang dimaksud Adib akan dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022, bertepatan dengan 29 Sya'ban 1443 H untuk menentukan awal Ramadhan.

Sidang Isbat diselenggarakan oleh Kementerian Agama, sesuai amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Baca Juga: Maudy Ayunda Dipilih Jokowi, Begini Tugasnya sebagai Juru Bicara Presidensi G20

Pada sidang Isbat diatur empat hal, yakni penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Penetapan sesuai metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, Menteri Agama harus berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam dan instansi terkait.

Adib mengatakan pula bahwa sidang isbat dihadiri MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, beberapa duta besar negara sahabat, kementerian dan lembaga terkait.

 “Sidang Isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah," ucapnya.

Baca Juga: Melakukan Kegiatan Gym dan Olahraga saat Puasa Ramadhan, Begini Penjelasannya

"Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," sambungnya.

Ismail Fahmi selaku Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, mengatakan bahwa saat di hari diadakannya rukyat, pemantauan ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia telah di aras ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.

Ketentuan tersebut menggunakan metode hisab wujudul hilal, yang faktanya sebagai penentu awal Ramadhan pada tanggal 2 April.

Kemudian Kemenag dan MUI menentukannya dengan metode Hisab dan Rukyat, yang dimungkinkan memiliki penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah yang berbeda dengan yang menggunakan wujudul hilal.

Baca Juga: Ini Kendala yang Dialami Programmer Pemula Ketika Melamar Pekerjaan

Sementara itu, hasil perhitungan astronomi atau Hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode Rukyat (pemantauan di lapangan).

“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura)," jelasnya.

"Awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadan,” sambungnya.

“Sidang Isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat ataukah tidak. Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawah untuk menentukan awal Ramadan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari Sidang Isbat,” tambahnya.***

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah