Dibalik Presidensi G20, Menkeu Sri Ungkap Sejarah Bergabungnya Indonesia Dalam Forum G20

- 1 Mei 2022, 05:50 WIB
Ilustrasi. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ungkap sejarah bergabungnya Indonesia dalam Forum G20.
Ilustrasi. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ungkap sejarah bergabungnya Indonesia dalam Forum G20. /
 
BERITASOLORAYA.com - Indonesia ditunjuk sebagai Presidensi G20 untuk tahun 2022. Sebagaimana rencana, puncak gelaran G20 adalah pertemuan berupa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Oktober 2022 yang dipusatkan di Bali.
 
Indonesia, dalam Presidensi G20, mengemban tugas yang tidak ringan, yaitu menjaga semangat kerjasama dan kolaborasi global. Tugas ini, menurut Sri Mulyani, bukan tugas ringan dan mudah.
 
Indonesia dalam ketuanrumahan G20, pada saat bersamaan dihadapkan pada eskalasi konflik militer dan ekonomi antara anggota G20 yang sedang berlangsung. Masalahnya pelik dan telah menimbulkan tragedi korban manusia.
 
 
Indonesia dan negara-negara anggota G20 terkena dampaknya. Diantaranya terjadi lonjakan harga pangan dan energi serta kerusakan rantai pasok global. 
 
"Fragmentasi dunia ini mengancam stabilitas keuangan dan ekonomi seluruh dunia dan keamanan bersama", ungkap Sri Mulyani dalam akun Instagram @smindrawati sebagaimana dikutip BeritaSoloRaya.com.
 
Selanjutnya, Menteri Keuangan RI (Menkeu) menyampaikan bahwa tugas Presidensi G20 yang luar biasa dan berat itu mesti dilaksanakan melalui komunikasi. Juga, konsultasi secara inklusif dan adil kepada seluruh anggota G20.
 
 
"Dengan begitu, diharapkan membuahkan konsensus bersama. Sesuai amanat konstitusi, Indonesia harus menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial", sambung Menkeu Sri.
 
Indonesia, tergabung dalam kelompok G20 tak terlepas dari sejarah pembentukannya. Seperti yang ditulis oleh Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI pada Rabu, 27 April 2022.
 
Lantas, sekilas Sri Mulyani menuturkan awal mula terbentuknya forum G20, yang diakuinya sebagai intisari dari interview dengan salah satu media.
 
 
Menurut Sri, forum G20 pertama kali dibentuk sekitar tahun 2000, paska krisis keuangan Asia saat itu yang merembet hingga Amerika Latin. 
 
Forum G20 dibentuk berdasarkan pada konsensus diantara para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara yang dianggap 'systematically important'. Yaitu, negara yang mewakili dan memiliki pengaruh di setiap kawasan. 
 
Forum G20, diawal pembentukannya, ditujukan untuk mendeteksi kerawanan sistem keuangan yang bisa mengancam ekonomi global. 
 
"Tahun 2009 terjadi krisis Mortgage dan Keuangan di Amerika Serikat dan merembet ke Eropa dan menjadi krisis global yang dahsyat mengancam stabilitas sistem keuangan dunia dan berpotensi menciptakan depresi ekonomi global", tutur Menkeu Sri.
 
 
Krisis tersebut, tambah Sri, mendorong forum G20 untuk kemudian dielevasi pada tingkat kepala negara.
 
"Saya menjelaskan forum G20 dibentuk sebagai wadah utama untuk kerjasama ekonomi global (premier global economic cooperation forum) - sebagai upaya memecahkan masalah bersama dunia", jelas Sri Mulyani.
 
Menkeu Sri menilai bahwa dunia saat ini dan kedepannya telah dan akan terus dihadapkan berbagai ancaman dan krisis. Baik krisis keuangan, pandemi, maupun perubahan iklim termasuk krisis akibat peningkatan peran teknologi digital. 
 
 
Krisis tersebut, lanjut Sri Mulyani, tidak akan mampu dipecahkan oleh satu negara sendiri, meskipun powerful. 
 
Maka, G20 yang merepresentasi kekuatan ekonomi terbesar dunia mempunyai peran dan tanggung jawab penting serta strategis untuk memecahkan masalah dan potensi ancaman bagi ekonomi dunia itu.***

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: Instagram @smindrawati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x