BERITASOLORAYA.com– Salah satu prosesi yang akan dijalankan pada pernikahan Kaesang – Erina adalah ‘ngunduh’ mantu.
Diungkapkan oleh Asmoro Decoration di Colomadu, Karanganyar yang dipercaya untuk mendekorasi lokasi ‘ngunduh’ mantu mengungkapkan bahwa lokasi dari prosesi tersebut adalah di Loji Gandrung.
Lalu bagaimana dengan tema yang diusung oleh Asmoro untuk diterapkan dalam dekorasi lokasi ‘ngunduh’ mantu anak bungsu dari orang nomor satu di Indonesia tersebut?
Dilansir BeritaSoloRaya.com dari channel YouTube Berita Surakarta pada 29 November 2022 bahwa tema dekorasi ‘ngunduh’ mantu Kaesang – Erina yang sudah disetujui oleh pihak keluarga adalah Mataram Islam.
Mataram Islam sendiri dipilih karena dinilai sebagai cikal bakal Keraton Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Jogjakarta, sesuai dengan mempelai yang berasal dari Solo dan Jogja.
“Jadi secara garis besar, untuk tema artistik yang kita angkat yang sudah di approve sama keluarga Bapak (Joko Widodo) itu adalah Mataram Islam,” jelas Ranu Asmoro selaku Owner Asmoro Decoration.
“Kenapa Mataram Islam? Karena Mataram Islam kan merupakan cikal bakal dari Keraton Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Jogjakarta, mengingat mempelai dari Solo dan Jogja,” sambungnya.
Sementara, Pandji Vasco Da Gama selaku Art Director Asmoro Decoration menjelaskan lebih spesifik lagi terkait ornamen-ornamen yang digunakan.
“Mataram Islam disini semua bentuk ornamen kita ambil dari Mataram Islam antara Jogja dan Solo. Untuk yang Jogja itu floranya, tanaman begitu lebih simple. Kalau ukiran Solo kan lebih detail itu untuk faunanya, hewan-hewannya,” ujar Pandji.
Pandji turut menjelaskan visualisasi tema Mataram Islam yang akan diterapkan di lokasi ‘ngunduh’ mantu, antara lain mrajak sewu dan cengkir gading.
“Kalau untuk Mataram Islam itu kami bikin satu visual diantaranya adalah di sebelah kanan ini. Ini adalah mrajak sewu. Mrajak sewu ini kita ambil dari konsep berdirinya kerajaan Mataram Islam,” jelasnya.
Baca Juga: Gubernur Isran Tak Setuju Tenaga Honorer Dihapus, Alasannya Menohok!
“Jadi sebuah punden gitu dengan bawahnya tuh ornamennya itu di cover dengan daun jati yang kita imajinasikan sebagai daun jati dari alas Donoloyo dimana disitu berdirinya Keraton Jogja dan Keraton Solo,” sambungnya menjelaskan.
Kemudian, sebagai pelengkap dekorasi ada mrajak sewu dengan lombok (cabai) sebagai simbol memohon kepada alam agar mendukung semua rangkaian acara ini
Sementara itu, cengkir gading memiliki filosofi bahwa suatu kegiatan sudah melalui proses pemikiran dan pertimbangan yang sungguh-sungguh.
Baca Juga: Siap-Siap Sambut Seleksi CASN 2023, Menpan RB Sebut Dua Kategori Ini Jadi Prioritas
“Kalau untuk cengkir gading itu adalah sebuah filosofi dimana kenceng e pikir bahwa ini sebuah kegiatan yang memang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan sudah dipertimbangkan,” pungkas Pandji.***