“Nah ini saya terkejut, loh nomornya Pak Camat kok tahu-tahu menghubungi saya. Saya langsung menjawab ‘wonten dawuh (ada apa) nopo Pak Camat?’. Ternyata beliau sudah ada di luar rumah saya. Ternyata beliau tau permasalahan saya bahwa saya sudah lapor ke PU bahwa talud di depan rumah saya ambrol, nah itu yang menjadikan saya benar-benar haru karena gercepnya Pak Camat sehingga talud itu segera teratasi, karena malam itu juga survey dan paginya didatangkan material dan dikerjakan. Itulah yang menjadikan kesan saya Pak Camat benar hebat, gercep (gerak cepat) untuk warga Gajahmungkur, khususnya di Bendan Dhuwur,” ungkap Warsito.
Selain itu, selama menjabat menjadi Camat Gajahmungkur, Ade Bhakti juga menorehkan beberapa prestasi.
Di antaranya dari 16 kecamatan di Semarang, kecamatan Gajahmungkur menjadi nomor 1 dalam evaluasi kinerja tiga bulan. Lebih lanjut, ditilik dari tingkat dinas kecamatan Gajahmungkur menempati posisi 5 dari 51 dinas.
Kecamatan Gajahmungkur pun menjadi contoh Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan menempati posisi pertama. Bahkan program stunting di kecamatan Gajahmungkur juga berhasil menurunkan angka stunting, dari 60 kasus menjadi 30 kasus.
Ade Bhakti juga mengungkapkan bahwa Ia tidak keberatan jika dipindah tugaskan. Hal itu Ia sampaikan melalui akun Instagram pribadinya.
Ia mengunggah gambar berupa tangkapan layar berita dengan judul “Usai Sindir Nasi Goreng ala Mbak Ita, Camat Gajahmungkur Semarang Dicopot”, kemudian Ia menulis caption "STNK = Siap Tok No Kulo...!!!”.***