Network
/photo/2021/09/21/30362162.jpg)
BERITASOLORAYA.com - GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo ditetapkan sebagai KGPA Mangkunegoro X. Penetapan tersebut berdasarkan hasil musyawarah seluruh keluarga inti.
Penetapan itu diumumkan oleh Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat pada hari Selasa, 1 Maret 2022 lalu di Pendopo Timur Pura Mangkunegaran.
Hadir dalam penetapan tersebut beberapa keluarga inti dan para sentana. Diantaranya Raden Tumenggung Supriyanto, KPH Cuk Susilo, RMH Haryo Dananjoyo AB dan Pemuda Mangkunegaran.
KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat mengumumkan, "Setelah dilakukan pertemuan seluruh keluarga inti, dengan tulus ikhlas sepakat dengan Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX menetapkan Gusti Pangeran Hario (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo SH., sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Mangkunegara X,” tegasnya (Selasa, 1 Maret 2022).
Pernyataan tersebut tertuang dalam ‘Wara-Wara’ atau Pengumuman yang ditandatangani oleh Gusti Raden Ayu Retno Satuti Suryohadiningrat dan Gusti Raden Ayu Retno Rosati Notohadiningrat sebagai wakil keluarga beserta saudara-saudara Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara IX.
Penetapan tersebut menjawab tanda tanya publik selama ini tentang siapa penerus tahta Pura Mangkunegaran kedepan, setelah KGPA Mangkunegoro IX mangkat pada 13 Agustus 2021 tahun lalu.
Selama ini terjadi polemik perihal siapa yang layak meneruskan tahta tersebut, dan sempat menimbulkan berbagai konflik dan intrik di internal Pura Mangkunegaran yang menyeruak ke publik.
Akhirnya kemarin semua pertanyaan publik pun seolah terungkap dengan adanya ketetapan tersebut.
Namun, meskipun telah ada penetapan perihal penerus tahta Pura Mangkunegaran, tetapi ada beberapa pihak yang masih menyoroti perihal proses penetapan tersebut.
Salah satunya adalah oleh Raden Surojo pegiat budaya Solo Raya, yang selama ini cukup konsern menaruh perhatian pada isu mengenai suksesi di Pura Mangkunegaran.
Pegiat Budaya SoloRaya R. Surojo Inung R Sulistyo
Melalui pesan suara yang beredar kemarin, Raden Surojo menyoroti beberapa hal yang harus diperhatikan perihal penetapan tersebut.
Yang pertama adalah apakah calon yang ditetapkan tersebut sudah sesuai dengan ketetapan adat atau belum. Karena dia melihat ada indikasi bahwa calon tersebut mualaf ketika akan ditetapkan sebagai calon Mangkunegoro X, yang menjadi pertanyaan adalah apakah secara adat hal tersebut dapat dibenarkan atau tidak, yaitu apakah diperbolehkan bila Mangkunegoro itu sebelumnya adalah seorang non muslim.
Selain menggarisbawahi perihal tersebut, yang kedua Raden Surojo juga menyoroti perihal musyawarah atau kesepakatan.
Yaitu, apakah dalam musyawarah tersebut semua unsur sudah diundang dan dilibatkan serta menghadiri musyawarah tersebut. Karena untuk menghindari hal yang bersifat sepihak dalam pengambilan keputusan perihal penetapan tersebut.
Raden Surojo menilai, bila ada keputusan sepihak, hal tersebut berpotensi akan menjadi sandungan dan ganjalan bagi penetapan Mangkunegoro X nantinya.
Raden Surojo lebih lanjut juga berharap ada penjelasan lebih lanjut perihal beberapa poin yang menjadi pertanyaan tersebut, termasuk poin apakah semua kandidat turut diundang dalam musyawarah tersebut.
Karena sebagai sebuah keputusan penting, akan lebih baik bila seluruh elemen diundang.
Meskipun akan ada yang tidak setuju sekalipun dalam pertemuan tersebut, tetapi sebuah keputusan yang dihasilkan dari sebuah musyawarah dan disaksikan bersama akan lebih bagus.
Kini publik tentunya menunggu dan ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya di Pura Mangkunegaran.
Adapun agenda selanjutnya, yaitu tata cara adat pengukuhan atau Jumenengan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara X akan dilakukan pada hari Sabtu 12 Maret 2022 mendatang***
