Pelantikan KGPAA Mangkunegara X oleh Ibunya Dinilai Tak Biasa di Lingkungan Penerus Kerajaan Mataram Islam

- 14 Maret 2022, 12:50 WIB
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dilantik menjadi KGPAA Mangkunegara X oleh ibu kandungnya sendiri, GKR Mangkunegara IX
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dilantik menjadi KGPAA Mangkunegara X oleh ibu kandungnya sendiri, GKR Mangkunegara IX /tangkapan layar facebook.com/Puro Mangkunegaran
BERITASOLORAYA.com - Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo baru saja dilantik menjadi pewaris tahta Pura Mangkunegaran, Sabtu 12 Maret 2022.
 
Pada upacara Jumenengan Dalem tersebut, KGPAA Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo dikukuhkan oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkunegara IX, Prisca Marina Yogi Supardi.
 
GKR Mangkunegara IX adalah ibu kandung dari KGPAA Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo.
 
 
Seperti diketahui, Mangkunegaran merupakan satu dari empat penerus tradisi Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa yang dikenal dengan sebutan Catur Sagotro.
 
Catur Sagotro meliputi Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran di Solo.
Dua lainnya berada di Yogyakarta yaitu Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Pura Pakualaman.
 
Prosesi pelantikan oleh GKR Mangkunegara IX tersebut dianggap tidak biasa dalam tradisi Kerajaan Mataram Islam. Pasalnya, GKR Mangkunegara IX adalah ibu dari KGPAA Mangkunegara X.
 
 
Sebagaimana disampaikan Putri SISKS Pakubuwana XII, GKR Koes Murtiyah, dalam tradisi Mataram Islam, pelantikan penerus tahta biasanya dilakukan oleh sesepuh masing-masing keraton atau kadipaten.
 
"Berdasarkan yang saya lihat yang pernah saya hadiri, yang membacakan kekancingannya itu pangeran puger atau pangeran purboyo, pokoknya sesepuh," katanya.
 
GKR Koes Murtiyah bukan orang baru dalam hal tata upacara Adat Jawa. Khususnya di lingkungan Keraton.
Ia pernah menghadiri kenaikan tahta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Paku Alam X, dan Mangkunegara IX.
 
Menurutnya, semua dilantik oleh sesepuh keraton atau kadipaten masing-masing, bukan ibu dari sultan, sunan, maupun adipati yang akan dilantik.
 
"Saya sendiri juga melaksanakan upacara lungsur keprabon (pewarisan tahta) dari Pakubuwana XII ke Pakubuwana XIII," katanya.
 
"Jadi tahap demi tahap sampai Pakubuwana XIII duduk di Sasana Sewaka dan njumenengke Bedhaya Ketawang itu saya yang menyiapkan segala sesuatunya," katanya.
 
 
Kendati baru pertama kali dilakukan, KGPAA Mangkunegara X oleh ibunya sendiri dinilai bukan masalah besar.
 
Menurut Gusti Moeng, tata upacara Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunegara X mestinya sudah disiapkan dengan baik oleh keluarga besar Pura Mangkunegaran.
 
"Pastinya sudah disepakati oleh keluarga besarnya bahwa yang membacakan kekancingannya adalah ibundanya," katanya.***

 

Editor: Ichsan Noor Rasyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x