Network
BERITASOLORAYA.com - Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu gelombang peretas sukarelawan, atau hacktivits, yang berjuang di garis depan digital dengan Moskow.
Kelompok-kelompok seperti Anonymous, Squad303 dan Cyber Partisan telah melakukan beberapa serangan siber yang menargetkan aspek digital Rusia selama beberapa minggu terakhir.
Tapi serangan yang dipublikasikan terhadap situs Rusia ini juga menimbulkan bahaya.
Baca Juga: Lirik dan Arti Lagu Kelayung Layung oleh Denny Caknan, Ingatkan pada Takdir Kematian
Beberapa minggu setelah mendeklarasikan 'perang elektronik' terhadap 'rezim kriminal Kremlin', Anonymous selaku kelompok peretas, mengklaim telah meretas 2.500 pemerintah Rusia dan Belarusia, media pemerintah, dan situs lain untuk mendukung Ukraina.
Klaim akun Twitter @YourAnonTv yang diposting di pada 17 Maret 2022, tidak mungkin diverifikasi, karena hal tersebut menguatkan pernyataan berbagai peretas anonim yang terdesentralisasi, yangmana memang diklaim sangat sulit dilacak oleh siapa pun.
Tapi satu hal yang pasti: invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan kebangkitan kembali cyber militancy dan rekrutan baru untuk Anonymous, yang memiliki momen kejayaannya di awal 2010-an.
"Belum pernah ada mobilisasi peretas di tingkat internasional untuk membela tujuan yang sama," kata Athina Karatzogianni, dosen media dan komunikasi di Universitas Leicester, dalam sebuah wawancara dengan media FRANCE24 dikutip BeritaSoloRaya.com.
Baca Juga: Suho EXO dan Lee Soo Man akan Menjadi Pembicara Konferensi Studi Korea di Universitas Stanford
