Sejarah Idul Adha, dari Keikhlasan Nabi Ismail hingga Pengorbanan Nabi Ibrahim

- 20 Juli 2021, 13:52 WIB
Ilustrasi. Berikut sejarah Idul Adha, ternyata berkaitan dengan keikhlasan Nabi Ismail dan pengorbanan ayahnya yakni Nabi Ibrahim.
Ilustrasi. Berikut sejarah Idul Adha, ternyata berkaitan dengan keikhlasan Nabi Ismail dan pengorbanan ayahnya yakni Nabi Ibrahim. /Pixabay

PR SOLORAYA – Tersedia informasi sejarah Idul Adha yang terkait dengan 2 nama nabi dalam Islam yakni Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim.

Peristiwa atau sejarah Idul Adha ternyata berkaitan erat dengan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim tersebut, 2 nama nabi yang ada di dalam Islam.

Tak hanya itu, dalam sejarah Idul Adha tersebut, salah satunya berkaitan dengan keikhlasan Nabi Ismail dan pengorbanan Nabi Ibrahim.

Baca Juga: Silaturahmi Idul Adha, Kemenkumham Jateng Ajak Bermunajat selama PPKM Darurat

Umat Islam sampai Idul Adha yang jatuh pada hari ini, Selasa 20 Juli 2021 masih melaksanakan ibadah kurban sebagai salah satu perintah Allah.

Momen penyembelihan hewan kurban ini dilakukan pada Hari Raya Idul Adha, setelah melakukan sholat sunnah Idul Adha.

Berikut awal mula sejarah Idul Adha:

Sejarah Idul Adha ini diambil dari awal kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk membawa istri dan anaknya ke sebuah tempat tidak berpenghuni dan tandus.

Baca Juga: Unggah Foto bareng Ariel Tatum, Gading Marten: Emang Sweet Aja, Boleh Kan

Hingga suatu saat anak Nabi Ibrahim yaitu Nabi Ismail yang kala itu masih kecil menangis karena kehausan.

Istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang melihat anaknya menangis langsung berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah hingga tujuh kali mencari mata air, namun ia tidak menemukannya sama sekali.

Siti Hajar hanya bisa menangis dan berdoa pada Allah SWT, hingga sebuah mukjizat muncul ketika Ismail kecil menangis.

Baca Juga: Masa Depannya di Barcelona Dipertanyakan, Griezmann Pulang ke Atletico Madrid?

Kaki Ismail yang menendang-nendang ke tanah dengan keras membuat sebuah mata air muncul sehingga membuat Siti Hajar menangis bahagia dan berterima kasih kepada Allah SWT.

Mata air tersebut konon menjadi mata air yang tidak bisa habis meskipun diminum oleh seluruh orang dari penjuru dunia. Tempat tersebut kini dikenal di Makkah.

Beberapa tahun kemudian Nabi Ibrahim bermimpi bahwa Allah memberikan sebuah perintah agar ia menyembelih putra tercintanya.

Baca Juga: Profil Kim Seon Ho Pemeran Hometown ChaChaCha, Instagram, Fakta, Zodiak, hingga Tinggi Badan

Awalnya Nabi Ibrahim mengira itu hanya mimpi dari tipu daya setan, namun mimpi itu berulang kali mendatangi tidurnya sehingga ia mulai yakin bahwa itu merupakan sebuah perintah dari Allah SWT.

Sebagaimana diberitakan PortalJember.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Sejarah Idul Adha, Asal Mula Tradisi Penyembelihan Hewan Kurban Diperingati”, Ismail yang kala itu berusia tujuh tahun mendukung ayahnya agar melaksanakan perintah Allah tersebut karena itu adalah sebuah wahyu.

Nabi Ibrahim sangat terkejut dengan keikhlasan hati anaknya, meskipun tidak mudah bagi Nabi Ibrahim memutuskan hal tersebut karena banyaknya godaan setan yang mempengaruhi agar membatalkan perintah itu.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 20 Juli 2021: Nino Menjebak Elsa ke Penjara demi Sampel DNA Reyna?

Singkat cerita setelah setan gagal menggoda Nabi Ibrahim, Ismail, dan Siti Hajar agar membatalkan perintah tersebut, hari yang ditunggu pun tiba.

Pada 10 Dzulhijjah Nabi Ibrahim dan Ismail pergi ke tanah lapang untuk melaksanakan perintah tersebut dengan membawa sebilah pedang tajam agar Ismail tidak merasakan sakit saat disembelih.

Setelah itu tangan dan kaki Nabi Ismail mulai diikat dengan tali. Nabi Ismail juga meminta ayahnya agar menutup mata saat menyembelih agar tidak merasa iba dan ragu pada dirinya.

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x