Satu Pasien Monkey Pox Meninggal Dunia Karena Komorbid Berat

26 November 2023, 18:46 WIB
Satu Pasien Monkey Pox Meninggal Dunia Karena Komorbid Berat /Pixabay.com/

BERITASOLORAYA.com – Satu pasien Monkey Pox atau cacar monyet meninggal dunia seusai mendapatkan perawatan intensif di RSCM Jakarta. Pasien tersebut meninggal karena komplikasi akibat komorbid yang dimilikinya.

Menurut dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM, Dr. dr. Lie Khie Chen, Sp.PD-KPTI, yang merawat pasien Monkey Pox, pasien tersebut meninggal bukan hanya karena cacar monyet tetapi sudah memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang kompleks.

“Pasien Monkey Pox itu kondisinya sudah berat dan ada komplikasi. Pasien juga harus menjalani operasi di RSCM karena mengalami sumbatan usus kecil dan HIV positif,” katanya dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, Minggu 26 November 2023.

Baca Juga: Wow! Gigi Hadid dan Bella Hadid Ternyata Punya Hubungan dengan Palestina, Seperti Apakah Penjelasannya?

Sebelum dirawat di RSCM, pasien sudah dirawat di beberapa rumah sakit lain selama 3-4 minggu. Pasien lalu dirujuk ke RSCM karena ada sumbatan usus dan harus dioperasi.

“Setelah operasi, sebenarnya kondisi pasien cukup stabil. Tetapi karena ada komorbid lainnya dan adanya lesi yang cukup banyak dan berat sehingga terjadi komplikasi. Setelah 2 minggu perawatan, terjadi komplikasi ke paru dan pasien tidak tertolong,” imbuh dr. Lie.

Meskipun ada kasus kematian pasien Monkey Pox, bukan berarti penyakit itu bisa menyebabkan kematian. Ada atau tidaknya komorbid serta tingkat imunitas juga mempengaruhi kondisi pasien.

Saat ini, hingga 22 November 2023, tercatat ada 57 orang pasien Monkey Pox di Indonesia. Pasien tersebut terdiri atas 42 orang warga DKI Jakarta, 6 orang warga Banten, 6 orang warga Jawa Barat, 2 orang dari Jawa Timur, dan 1 orang dari Riau.

Ia menambahkan semua pasien itu berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 30-39 tahun dan rentang 25-29 tahun. Mereka tertular Cacar Monyet karena berganti-ganti pasangan seks dan seks sesama jenis terutama sesama laki-laki.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, dr. Farchanny, menyebutkan 57 pasien itu mayoritas disertai penyakit penyert. Dimana 39 orang di antaranya orang dengan HIV, 16 orang dengan penyakit sipilis, 2 orang dengan hipertensi, 2 orang dengan herpes, dan 2 orang dengan TBC.

Kementerian kesehatan telah melakukan langkah penanggulangan cacar monyet mulai dari surveilans untuk penemuan kasus aktif dan penyelidikan epidemiologi. Juga terapeutik, dengan pemberian terapi sesuai simptom dan mempersiapkan logistik antivirus. Selain itu juga sosialisasi ke masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

Kementerian kesehatan juga memberikan vaksinasi kepada kelompok rentan tertular cacar monyet. Termasuk kontak erat dengan orang yang terjangkit HIV.

Vaksinasi dosis 1 sudah dimulai pada 23 Oktober 2023 untuk 495 orang. Sedangkan dosis kedua mulai 21 November 2023.

Baca Juga: Pengen Punya Motor Listrik Tanpa Harus Membeli Motor Baru? Simak Ulasan Lengkapnya Disini

Farchanny juga mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan. Mulai dari praktik seks yang aman, membatasi jumlah pasangan seks, dan menerapkan perilaku hidup sehat.

“Jika ada orang yang demam dan mengarah ke cacar monyet seperi ada bintik-bintik merah, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, membatasi kegiatan diluar rumah dan menghindari kerumunan,” imbuhnya.***

Editor: Windy Anggraina

Tags

Terkini

Terpopuler